Mohon tunggu...
Zainurrohmah
Zainurrohmah Mohon Tunggu... Penulis - Catatan Mahza

Bukan siapa-siapa. Sekadar hobi untuk healing. Kritik dan saran monggo... Maturnuwun...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Enjoy Your Proccess

1 Agustus 2021   10:41 Diperbarui: 1 Agustus 2021   10:44 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hidup ini layaknya sebuah perjalanan menuju suatu tempat. Terkadang tidak selalu berjalan mulus seperti apa yang diinginkan. 

Aku berharap di awal masuk kuliah dahulu, apa yang kuinginkan berjalan lancar. Kutulis sebuah impian. Dengan penuh harap dan semangat aku mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku akan lulus tepat waktu. Impianku adalah ingin menjadi Penulis. Meskipun kenyataannya jurusan yang dipilih bukan itu. 

Pernah terbesit apakah aku bisa? Apakah aku mampu? Ya Allah aku harus mulai dari mana? 

"Ih, apaan sih, Nay. Kamu tuh harusnya fokus saja ke kuliahmu. Malah mikirin tulisan yang tidak jelas mulu, aneh Kau ini," kata Lana. Aku masih ingat jelas kata-kata itu. Kata-kata yang pernah dilontarkan salah satu teman sekelasku dulu. Ya, memang di perguruan tinggi kami tak satu jurusan. Aku mengambil sastra Indonesia, sedangkan Lana Ekonomi. 

Sebenarnya bukan hanya dia seorang yang pernah mengatakannya. Sedih? Hemmm iya lah. Aku cuma manusia dan perempuan biasa yang juga punya perasaan. Bisa merasakan sedih, kecewa, dan merasakan naik turunnya semangat. 

Sore itu aku duduk di teras rumah. Aku melihat ke kanan dan kiri banyak orang berlalu lalang melewati jalan. 

"Lagi ngapain anak gadisnya ibu?" tanya ibuku dari dalam rumah. 

"Tidak apa, Bu, sini dong Bu, duduk bareng Nayla," pintaku.

Mumpung sore ini lagi santai, dan kelihatannya waktunya pas. Aku ingin sekali bercerita kepada ibuku. Menceritakan tentang apa yang aku rasakan. 

"Pesan ibu, selesaikan apa yang sudah menjadi pilihanmu, Nay. Jangan sampai apa yang menjadi pilihanmu berhenti di tengah jalan. Bapak dan Ibu cuma bisa mendoakan." Demikian kata ibu setelah Aku bercerita. 

Selama ini memang mereka yang paling mengerti. Saat kuliahku terhenti. Merekalah yang selalu mendukungku. Memberi motivasi untuk melanjutkannya. Mereka adalah alasan terbesarku bisa berdiri kokoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun