Mohon tunggu...
Zainur Rahman
Zainur Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Surabaya

"1 Peluru hanya bisa membunuh 1 orang, namun 1 tulisan bisa mempengaruhi jutaan orang" Mahasiswa - Hukum Keluarga - UIN Sunan Ampel Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pola Asuh Anak dalam Islam

1 Juli 2022   14:57 Diperbarui: 1 Juli 2022   14:59 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Hasan Almasi on Unsplash   

Hai sobat pembaca dimanapun berada, semoga dimudahkan segala urusannya untuk hari ini. 

Salah satu kewajiban orang tua adalah mendidik anak-anaknya, bahkan sejak dalam kandungan. Bagaimanapun juga masa depan mereka sebagiannya juga bergantung pada pola asuh yang ditanamkan oleh kedua orang tua semasa kecilnya. Bahkan dalam islam jika ingin mendidik anak, maka didiklah diri ini terlebih dahulu sebelum anak tersebut lahir kedunia. Karena bagaimanapun orang tua adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anak-anaknya untuk menanamkan nilai-nilai sosial, agama, dan sebagainya. Kalau kata pepatah mengatakan "buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya".

Didalam islam sendiri, pendidikan usia dini merupakan pijakan pertama bagi seorang anak untuk dapat menentukan langkah awal kehidupannya. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. Dalam hadis yang diriwayatkan HR. Bukhori:

"Setiap bayi yang terlahir dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam) maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi, Nashrani, atau Majusi".

Namun sekarang semakin modern zaman, banyak orang tua menitipkan anaknya pada baby sister, yang membuat pengasuhan anak jadi lebih muda, dan orang tua tetap bisa kerja. Padahal seharusnya anak usia dini lebih baik dididik langsung oleh kedua orang tuanya. Sehingga mereka mendapat kasih sayang sepenuhnya dari kedua orang tuanya. Jika pola asuh juga bisa berdampak negatif pada kanak, misalnya anak yang sering dimanja diusia mudanya akan cenderung bergantung pada orang tuanya ketika sudah dewasa.

Maka dari itu ada beberapa hal yang harus orang tua ajarkan kepada sang buah hati, diantaranya mengenalkan tauhid, Mengajarkan Ibadah, mengajarkan tanggung jawab, dan adab. Namun hal itu tidak bisa langsung disampaikan dalam waktu singkat, namun disesuaikan dengan umur dan kesiapan mental anak. Maka dari itu orang tua harus paham itu.

Kenapa tauhid adalah hal utama yang harus ditanamkan pada anak? Karena tauhid adalah landasan Islam yang paling penting, oleh sebab itu mengajarkan pendidikan tauhid adalah suatu keharusan bagi orang tua untuk anaknya. Sebagaimana Luqman yang mengajarkan tauhid kepada anaknya, yang diabadikan di dalam Al-Quran Surah Lukman, ayat ke 13 yang Artinya:

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, "Wahai anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah, sesungguhnya kesyirikan itu merupakan kezaliman yang besar." (QS. Luqman: 13).

Dan yang berikutnya adalah memperkenalkan agama pada anak sedari kecil adalah sesuatu yang sangat penting, salah satu caranya adalah mengajak anak untuk sholat bersama, dan mengajak anak disetiap kegiatan-kegiatan ibadah. karena dalam islam adalah tiang agama yang harus dilaksanakan bagi setiap muslim.

Selain itu mengajarkan anak untuk senantiasa bertanggung jawab terhadap apa yang dia lakukan, mengajarkan hal-hal kecil namun punya dampak besar, misalkan membiasakan minta tolong, terimakasih. Dan menyelesaikan pekerjaannya sampai tuntas.

Sudah banyak kisah para sahabat nabi yang usianya masih belia namun sudah diangkat jadi panglima perang, siapakah dia?, ya dia adalah Uzamah Bin Zaid, menginjak usianya yang ke 18 tahun, dia diangkat oleh Nabi Muhammad untuk menjadi Panglima perang ketika perang islam melawan pasukan romawi timur, tentu hal ini bukanlah sesuatu yang mudah mengingat usia yang masih 18 tahun. namun begitulah jika didikan dari orang tua yang mengakar akan ketauhidan dan agama. Tidak ada keraguan didalamnya.

Salah satu Pahlawan yang berhasil menumbangkan pasukan konstantinopel, dimana dalam sebuah hadis dikatakan bahwa:

"Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan." (HR. Ahmad bin Hanval Al Musnad).

Padahal umur Muhammad Al Fatih pada saat itu masih berusia menginjak 21 tahun, selain didikan orang tuanya, beliau juga dididik oleh ulama-ulama besar dizamannya. Sehingga tidak diragukan lagi semangatnya.

Dari 2 cerita diatas bisa disimpulkan bahwasanya jika anak sejak dini dididik dengan baik dan sudah ditanamkan nilai-nilai luhur, dan dikenalkan Agamanya dengan didikan yang baik, maka suatu saat nanti dia akan menjadi orang hebat di masanya. Karena menyiapkan pemimpin adalah dimulai sejak anak usia dini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun