Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menikmati Durian di Tepi Jalan

21 Februari 2018   22:31 Diperbarui: 21 Februari 2018   22:56 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mumpung musim buah durian, beberapa teman telah mengajak saya ke kampung halamannya di Kota Palopo Provinsi Sulawesi Selatan. Ke sana hanya untuk menikmati hasil panen kebun durian mereka. Katanya, di sana bisa makan durian sepuas hati. Gratis lagi. Sekarang pertanyaannya, berapa biji durian terbaik yang bisa saya habiskan?

Konon, menurut ahli gizi dan kesehatan, daging buah durian tidak berbahaya bagi kesehatan. Tidak ada kandungan kolesterol di dalamnya. Malah berguna bagi tubuh. Yang peting tidak berlebihan. Idealnya makan durian itu 2 biji cukup.  3 biji paling top. 

Jadi, daripada ke Palopo yang di tempuh 7 jam perjalanan naik mobil dari kota Makassar, lebih baik berburu durian ke supermarket yang ada di mal-mal. Di situ malah ada durian yang sudah terpisah dari kulitnya. Jadi tak usah repot-repot membelahnya, yang beresiko tertusuk kulit durian. 

Apalagi saya tinggal di Jakarta. Toh banyak penjual durian yang bertebaran, terutama di kawasan Kalibata. 

Ketika saya berniat membeli durian untuk dibawa pulang ke rumah dan dimakan bersama keluarga, saya tiba-tiba berpikir, apa enaknya makan duren di rumah? Di mana letak keasyikannya? Malahan yang didapati bisa-bisa kekecewaan sahaja. Itu bila durian yang telah dibeli itu setelah dibuka, ternyata tak sesuai dengan ekspektasi kita. Saat dicoba di hadapan penjualnya begitu manis, tapi sampai di rumah begitu hambar dan tak berasa setelah dibelah durian itu.

Ini pengalaman, dan itu sering terjadi.

Maka tak ada yang lebih seru, selain menikmati durian di tepi jalan. Duduk di bangku di depan penjualnya langsung. Itu lebih menjamin kepuasan. Musababnya, selalu penjual durian menyodorkan seupil daging durian yang dipilih untuk dicoba. Apakah manis, gurih atau hambar tiada rasa? Malah setelah duriannya dibuka pun, jika mendapati daging duriannya yang tak sesuai harapan, penjualnya siap menggantinya dengan  yang lebih bagus. Itu seolah-olah perjanjian taktertulis sebelum kita memutuskan duduk manis menikmati durian di tempatnya.

Dan satu lagi, setelah makan durian maka minumlah air putih. Tetapi cara minumnya, yakni tuangkan air minum tersebut ke dalam kulit durian di bagian dalamnya yang nampak putih. Lalu minumlah air itu pelan-pelan. Ini bisa menghindarkan dari panas dalam yang ditimbulkan akibat makan buah durian. Itu menurut orang-orang tua dulu. 

Benarkah demikian? Menurut penelitian yang dilakukan universitas Inggris dan Thailand dalam Carbohydrate Polymers, kulit durian nyatanya mengandung zat pektrin, yaitu senyawa golongan karbohidrat yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit.

Meski demikian, masih perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut lagi untuk memastikan mencegah panas dalam dengan minum air dari kulit durian akibat mabuk durian memang berkhasiat atau tidak.

 ZT - Kemayoran, 21 Februari 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun