Mohon tunggu...
Nursai NolTiga
Nursai NolTiga Mohon Tunggu... -

Salam Kompasianer

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bejeranna Politik Lakarla Larang, Coy!

14 Januari 2018   00:41 Diperbarui: 14 Januari 2018   11:25 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nyanyian La Nyalla Mattalitti soal uang mahar politik yang diminta Prabowo Subianto makin memanaskan situasi politik jelang pilkada serentak 2018. Karena memang, ongkos politik terbilang sangat mahal dan tidak rasional.

Pada acara dengan para kepala daerah, Mendagri Tjahyo Kumolo pernah mengungkapkan untuk mengikuti pemilihan bupati/wali kota dibutuhkan sedikitnya dana Rp 20 miliar. Itu jumlah minimal. Ada yang sampai Rp 100 miliar.

Mendagri memberi contoh satu rekannya waktu di DPR yang harus merogoh kocek hingga Rp 40-an miliar untuk ikut pilbub. Jadi, untuk bisa mengikuti pilkada di tingkat kabupaten/kota rata-rata para pasangan kandidat membutuhkan ongkos politik antara Rp 20 miliar hingga Rp 100 miliar.

Ongkos politik untuk pilgub tentu bisa lebih besar lagi. Pada pilgub DKI Jakarta yang menyita perhatian luas setahun lalu, masing-masing calon menghabiskan dana hingga puluhan miliar dan ratusan miliar rupiah.

Dilansir dari laman resmi KPU Jakarta, berdasarkan hasil audit oleh auditor hasil seleksi, dana kampanye paslon nomor urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, tercatat Rp 68,967 miliar. Dana yang terpakai Rp 68,953 miliar.

Dana kampanye paslon nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, Rp 60,190 miliar. Dana yang terpakai Rp 53,696 miliar. Hasil audit untuk paslon nomor urut 3, Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno, Rp 65,272 miliar dan dana yang terpakai 64,719 miliar.

Pada putaran kedua, Ahok-Djarot memiliki dana Rp 32,4 miliar dengan pengeluaran Rp 31,75 miliar. Anies-Sandi pada putaran kedua menghabiskan dana kampanye Rp 17,6 miliar. "Biaya politik memang tinggi. Kami iuaran. Tidak ada mahar yang diminta," kata Anies, Jumat (12/1).

Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria juga menyebut ongkos politik itu tidak murah. Tapi ia menegaskan tidak ada mahar seperti yang dituduhkan La Nyalla Mattalitti kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Ia bercerita saat Ahok masih menjadi kader Gerindra dan dipasangkan dengan Jokowi sebagai cagub/cawagub DKI menghabiskan uang yang banyak. Adik Prabowo, Hashim Djodjohadikusumo, menyuntik dana kampanye Jokowi-Ahok dengan jumlah sekitar Rp 62 miliar.

Isu ongkos politik ini kembali mencuat setelah La Nyalla 'bernyanyi' bahwa dirinya diminta mahar politik oleh Prabowo dalam pencaloannya sebagai cagub Jawa Timur. Prabowo, kata La Nyalla, meminta uang untuk saksi pilgub Rp 40 miliar.

Awalnya, La Nyalla menyebut ia diminta uang ratusan miliar rupiah yang dikiranya becanda. Ternyata, itu serius. Mantan ketua umum PSSI ini tak memenuhi permintaan itu yang kemudian pencalonannya sebagai cagub Jatim pun dibatalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun