Mohon tunggu...
Zainah Aura
Zainah Aura Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peran Farmasi Menyongsong Indonesia Sehat 2025

16 Januari 2018   19:02 Diperbarui: 16 Januari 2018   19:23 1139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebelum kita mengetahui peran Farmasi menyongsong Indonesia Sehat Tahun 2025, tentu saja kita harus terlebih dahulu mengetahui apa itu Farmasi? Banyak orang belum mengenal apa itu farmasi , namun sangat kenal dengan obat-obatan. Farmasi dalam bahasa Inggris "pharmacy" dan dalam bahasa Yunani "pharmacon" artinya obat. Secara umum Farmasi merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Dalam ilmu farmasi terdapat empat bidang yang dipelajari, diantaranya yaitu farmasi: industri, ains, klinik dan obat tradisional. Ada juga definisi dari Farmasis, adalah seseorang yang meracik dan menyerahkan ataupun membagikan obat. Farmasis yaitu seseorang yang ahli dalam obat-obatan dan pada umumnya pakar kesehatan yang mengoptimalkan penggunaan dari obat kepada pasien untuk kesehatan yang lebih baik. Farmasi juga terkait dengan pelayanan farmasi modern yang berhubungan layanan terhadap pasien (patient care) , diantaranya layanan klinik , evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat dan penyediaan informasi obat.

FARMASI DULU

Sejak adanya Deklarasi Fredrick II (1240) yang di cetuskan oleh Kaisar Fredrick II yang merupakan kaisar jerman dan raja dari italia dan sicilia selatan (1194- 1250).Sebelum menyerahkan obat apoteker wajib untuk mengucapkan sumpah bahwa obat yang telah dibuat telah diproses berdasarkan formula standar atau resep dan tidak ada kecurangan. Dokter tidak boleh melakukan hubungan dagang dengan apotek dan tidak bolah menerima imbalan atau tanda jasa dari apotek. Sejak saat itu maka profesi farmasi telah diakui secara independen. Sehingga fokus kerja farmasi pada waktu itu yaitu menyiapkan obat dengan benar dan berkualitas. Dari waktu ke waktu seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), ternyata ada pekerjaan-pekerjaan tambahan yang harus dilakukan oleh farmasi.Pekerjaan tersebut tidak hanya menjadi fungsi control, tetapi juga menjadi jaminan terhadap kegiatan yang berupa pembuatan obat, termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional (sesuai dengan peratutan pemerintah no.51 Tahun 2009 tentang kefarmasian). Hal ini disebabkan oleh adanya tuntutan kualitas dari masing-masing tahap pelayanan kefarmasian. Oleh karena itu, secara garis besar fokus pekerjaan farmasi terbagi menjadi dua bidang besar yaitu :

1.Farmasi klinik, yang bergerak dalam usaha pelayanan kefarmasian kepada pasien

2.Farmasi industri, yang bergerak dalam usaha riset serta produksi obat-obatan dengan kualitas yang tinggi.

Kemudian akhir-akhir ini juga ada tuntutan untuk menjami kualitas dengan berkembangnya obat-obatan herbal yang kajiannya diperlukan berbeda dari obat-obatan modern.Tentu saja hal itu menjadi suatu pekerjaan kefarmasian. Dengan beragamnya tugas farmasi tersebut maka institusi pendidikan farmasi juga harus menyediakan pengetahuan tentang berbagai pekerjaan farmasi tersebut. Farmasi haruslah mau terbuka menerima ilmu-ilmu yang baru serta spesifik untuk fokus bidangnya untuk saling mendukung pekerjaan farmasi.

FARMASI SEKARANG

Dunia Farmasi telah banyak mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan majunya perkembangan dunia Iptek. Dulu, ketika manusia mulai mengerti dan mendalami masalah kesehatan,terbentuklah satu profesi yang bertanggung jawab dalam menanggulangi masalah ini yang sering kita sebut dengan dokter. Kemudian, seiring berjalannya waktu,semakin banyak permasalah kesehatan yang ditemui. Sehingga tak mungkin bagi seorang dokter mendalami semua ilmu terkait bidang kesehatan.Selanjutnya, banyak terjadi pemekaran bidang ilmu pengetahuan dari bidang kesehatan, salah satunya adalah ilmu farmasi. Jika mendengar kata farmasi, maka gambaran yang terbentuk di masyarakat adalah seorang ahli obat-obatan atau "tukang buat obat", begitulah sebutan yang sering terdengar oleh kaum awam. Benar memang, farmasi adalah bagian dari ilmu kesehatan yang mendalami masalah terkait obat. Dulu, seorang farmasis berorientasi untuk membuat sediaan (seperti sirup, tablet, kapsul,dan salep) obat sehingga diharapkan dengan obat tersebut, dapat menyembuhkan penyakit atau paling tidak megurangi rasa sakit atau menghambat progresifitas penyakit.Kemudian semakin berkembangnya zaman ahli farmasi berlomba-lomba dalam menemukan obat baru dan memodifikasi obat sehingga dapat memberikan efek penyembuhan yang lebih baik dari obat yang lainnya.Namun ternyata, dilapangan ditemukan banyak masalah-masalah terkait penggunaan obat. Seorang pasien menjadi "lebih sakit" akibat menggunakan obat-obatan tersebut.

Dalam upaya mengembangkan sebuah usaha bisnis, pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu kunci penting. Begitu pula dalam dunia farmasi.Jika berbicara mengenai tenaga kefarmasian, cakupannya cukup luas. Sumber daya manusia dalam kefarmasian bukan saja tenaga yang bekerja di apotek maupun rumah sakit, namun tenaga di bidang farmasi termasuk sumber daya manusia yang juga bekerja di dalam pengembangan riset farmasi,misalnya : industri distribusi farmasi, industri produksi dan sebagainya.Meski memiliki posisi dan peran yang berbeda, tenaga kefarmasian ini memiliki tujuan akhir yang sama, yakni pelayanan kesehatan untuk masyarakat melalui penyediaan obat yang memiliki kualitas. Posisi tugas maupun peran kefarmasian boleh jadi lain tetapi tujuan tetap memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Keberhasilan seorang apoteker, baik yang berada di rumah sakit maupun di korporasi farmasi lain, bisa dilihat dari hasil pelayanan yang diberikannya. Ini merupakan sebuah dampak dari tuntutan terhadap pelayanan kesehatan yang semakin meningkat oleh masyarakat. Peningkatan ini juga merupakan dampak dari meningkatnya pengetahuan dan ekonomi masyarakat. Pada akhirnya, peningkatan pelayanan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kefarmasian pun menjadi titik perhatian bersama.

Untuk menggambarkan peran seorang farmasis dalam pelayanan kesehatan yang seiring waktu bertambah menjadi 9 stars farmasi. 9 stars farmasi adalah sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun