Kita hanya perlu membangun pikiran positif, misalnya: ketika ditanya "kapan memiliki momongan?" kita tidak perlu menginternalisasi konten (isi) pertanyaannya, yang perlu kita "cerna" dalam pikiran adalah bahwa orang yang menanyakan pertanyaan semacam itu, artinya mereka sedang memperhatikan kondisi yang kita alami.Â
Dengan membangun pikiran positif seperti itu, diharapkan kita tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan kekecewaan. Justru hal tersebut dapat memotivasi kita, karena fokus kita akan lebih kepada hal positif dari suatu pertanyaan yang dilontarkan oleh orang lain.
Hal kedua yang dapat dilakukan adalah, menjawab dengan sopan pertanyaan yang dilontarkan. Perlu diingat juga bahwa anda tidak perlu menghindari berbagai pertemuan dengan orang lain, ini justru akan menganggu kondisi psikis anda. Bergaulah secukupnya dan tetap jadi diri anda sendiri. Jangan sampai hal tersebut justru membuat anda menarik diri dari lingkungan sosial, sehingga akan membuat kelebihan yang anda miliki terabaikan.
Ada baiknya ketika ditanya mengenai hal tersebut anda menjawab dengan, Â "doain ya" atau "insyaAllah segera diberikan keturunan" dan jawaban sopan yang lainnya. Jika anda merasa nyaman untuk mengungkapkan perasaan anda pada orang yang dekat, mungkin anda bisa memberikan sedikit pengertian pada jawaban yang anda berikan, seperti: "Doain aja ya, aku tentu ingin memiliki momongan, namun tentunya semua atas kehendak yang di atas, aku juga sudah berusaha." Intinya anda dapat menjelaskan kondisi / perasaan dari jawaban anda (jika dirasa perlu dan membuat anda lebih lega).
Hal ketiga, tetap fokus pada kelebihan yang anda miliki. Jangan sampai pertanyaan soal kapan memiliki momongan tersebut membuat anda menjadi stres atau membatasi kegiatan anda. Hal itu justru akan membuat kelebihan-kelebihan yang anda miliki menjadi terbatasi. Boleh-boleh saja jika anda mengurangi sedikit aktivitas harian dikarenakan sedang program hamil misalnya, namun perlu diingat jangan sampai hal itu menganggu kondisi anda dan membuat anda merasa semakin tidak berarti.
Hal akhir yang menjadi bagian terpenting adalah penerimaan. Kita sebagai manusia tentu hanya bisa berencana, apalagi terkait masalah-masalah yang tentunya sudah menjadi kehendak Sang Pencipta. Kita harus mampu ikhlas dan senantiasa berpikir positif akan segala jalan yang Tuhan berikan. Berusahalah untuk selalu berprasngka baik denganNya, karena Dialah yang paling tahu yang mana yang terbaik untuk hambaNya. Jangan lupa untuk selalu berdoa dan meminta diberikan yang terbaik.
Sumber :
Pranata S (2009). Infertilitas di Kalangan Laki-Laki Madura Studi Tentang Permasalahan Sosial dan Konsekuensi Infertilitas. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan.12(4): 393402.
World Health Organization (2000). WHO Manual for the Standardised Investigation and Diagnosis of the Infertile Couple. Cambridge: Cambridge University Press.