Mohon tunggu...
Zainab canu
Zainab canu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Penyuka olahraga HIIT _ baca buku_fashion

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Outer Beauty

24 Januari 2022   06:26 Diperbarui: 24 Januari 2022   06:35 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Bagi sebagian orang menganggap bahwa kecantikan fisik/lahir (outer beauty) hanya artificial saja yang tidak begitu penting. Menurut mereka memiliki kepribadian yang baik dan menyenangkan itu sudah cukup sehingga tidak perlu merepotkan diri untuk merawat dan memperhatikan penampilan luar. Penampilan luar atau outer beauty merupakan daya tarik awal untuk berinteraksi dengan orang lain dan memberikan first impression pada diri seseorang.


Penampilan luar ibarat sebuah sampul buku, jika sampul buku itu menarik orang pasti akan tertarik dan penasaran untuk melihat isinya sementara sampul buku yang lecek, dekil, dan tidak menarik membuat  orang akan mengabaikannya, seperti itu pula orang menilai diri kita saat pertama kali bertemu. Sebetulnya karakteristik dan kepribadian kita adalah gabungan dari sikap (attitude),kebiasaan (habit) dan penampilan (style), seseorang bisa mengidentifikasi diri kita berdasarkan ketiga hal tersebut, penampilan diri merupakan eksistensi seseorang yang bisa dilihat secara visual, merawat dan memperhatikan packaging atau penampilan diri sama halnya merawat kejiwaan, orang yang menghargai dirinya adalah orang yang memaksimalkan outer beautynya. 

Sebab dia tau betul saat dia menghargai dirinya maka orang lainpun akan menghargainya, dan memang sudah menjadi kausalitas, orang lain memandang  kita sebagaimana kita memandang diri kita, orang yang merasa rendah diri terlepas dari keahlian yang dimilikinya, tetap akan dipandang rendah. William james mengatakan prinsip paling mendalam pada kehidupan manusia adalah keinginan untuk dihargai. Hal ini selaras dengan teori "hirarki kebutuhan maslow" bahwa naluri dasar manusia adalah kebutuhan akan penghargaan dan harga diri. dalam ilmu psikologi ada istilah "halo effect" yaitu kesan pertama yang mengkondisikan penilaian pribadi berdasarkan keindahan dan kemenarikan penampilannya. artinya semakin menarik penampilan semakin bagus tanggapan dan perilaku orang. Beberapa penelitian menunjukkan orang yang berpenampilan menarik khususnya wanita jauh lebih percaya diri serta muda bersosialisasi dengan siapapun dibandingkan dengan orang yang malas dan apatis merawat serta menjaga penampilannya, mereka cenderung menutup diri dan selalu merasa minder dalam lingkungan pergaulan.

Pentingkah outer beauty ?
Perspektif orang tentang kecantikan fisik bersifat relatif. lintas negara, budaya, ras melatarbelakangi standarisasi kecantikan sehingga pemaknaan cantik dari setiap orangpun berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh zap beauty index (2019) penampilan yang menarik dengan gaya berbusana yang menawan, bersih, rapi, kulit cerah dan bening merupakan representasi kecantikan fisik (outer beauty). Penampilan memiliki banyak fungsi secara sosial dan psikologis. pakar komunikasi Deddy Mulyana mengatakan pakaian merupakan simbol komunikasi yang bersifat non-verbal. Dengan kata lain pakaian menyelipkan pesan artifaktual untuk memproyeksikan citra tertentu bagi pemakainya sebab pakaian dan gaya berpenampilan merupakan bentuk ekspresi dari identitas diri yang bertujuan untuk mendeskripsikan pemakainya. saat melakukan interaksi interpersonal pakaian menjadi kesan awal untuk meningkatkan minat terjalinnya hubungan dan komunikasi yang efektif sebab pakaian berperan besar membentuk image dan kepercayaan diri pemakainya.

Secara simbolik pakaian yang berbeda mempersepsikan imej yang berbeda pula di pikiran orang. Penampilan compang camping, dekil, menterjemahkan bahwa dia seorang pengemis, sementara penampilan yang rapi, neces, parlente dan dilengkapi dengan barang-barang branded nan mewah mempersepsikan mungkin dia seorang hartawan atau sosialita sehingga mengkondisikan perilaku orang yang melihatnya, tanpa disadari seseorang juga akan terkondisikan bagaimana dia berpenampilan misalnya pria yang menggunakan pakaian muslim, baju koko,sorban plus kopiah haji mustahil menggoda wanita yang lewat di depannya, tentunya dia akan menjaga dan mengkondisikan dirinya untuk berperilaku sopan sementara pria yang memakai kaos oblong dan celana jeans sobek, akan merasa tidak terbebani ketika cat calling, sebab pakainnya tidak dapat memproteksi dia secara moral. Hal ini menunjukan bahwa penampilan yang berbeda mempengaruhi pola perilaku pemakainya.

Penampilan luar dengan ciri atribut fisik tertentu dapat membentuk kepribadian dan perilaku seseorang, Penelitian yang dilakukan Universitas  Gottingen, jerman menunjukan lebih dari 200 pria dengan tubuh yang Macho, atletis lebih mengembangkan kepribadian ekstrovert, mereka lebih open minded , aktif dan energik dalam bersosialisasi.

Dr. Ibrahim Elfiky mengatakan dalam salah satu bukunya, kebanyakan orang sukses selalu memperhatikan penampilannya, bukan hanya karena ingin dikagumi dan disenangi oleh banyak orang, melainkan sebagai wujud bentuk penghargaan terhadap pemikiran-pemikirannya, pengalaman, dan pengetahuannya. Menurutnya penampilan bukan hanya yang berhubungan dengan pakaian saja, akan tetapi penampilan yang berhubungan dengan berat badan, aktivitas, keindahan, aroma tubuh dan juga yang lainnya. Maka tak heran orang yang senantiasa memperhatikan outer beauty akan selalu mendapatkan perlakuan istimewa dari orang lain, cara seseorang menghargai, memandang dan memperlakukan dirinya, sebab penampilan yang menarik mampu mengkondisikan sikap dan perilaku orang. Sadar atau tidak sadar mereka akan selalu mendapatkan perlakuan dan perhatian spesial dari banyak orang.

Sudah menjadi prinsip universal Merawat dan memperhatikan penampilan (outer beauty) menjadi salah satu indikator kesuksesan dalam percintaan, karir dan pergaulan. Penampilan yang menarik membangun semangat dan kepercayaan diri, sebab penampilan fisik mempengaruhi kondisi mental seseorang, di barat profesor psikologi menjelang ujian akhir selalu menganjurkan mahasiswanya untuk berdandan rapi, mengenakan setelan berdasi seolah-olah tampak cerdas sehingga melahirkan pikiran yang cerdas. 

Penampilan fisik mengungkapkan jati diri kita kepada orang lain, bahkan penampilan membantu menentukan cara orang lain memandang kita, coba perhatikan gelandangan atau pengemis, apakah ada orang yang berpandangan hormat kepadanya ? Tentu tidak. Mengapa ? karena gelandangan tidak menghargai dirinya sendiri. penampilan yang lusuh dan dekil menyiratkan hal-hal negatif.penampilannya seolah berkata, "ini adalah orang yang pemalas, tidak produktif, mau terus dikasihani, dan tidak mau bekerja" sementara penampilan yang rapi dan neces menyiratkan pesan yang positif. Penampilannya seolah berkata " ini orang penting, makmur, cerdas layak untuk dihargai, dihormati dan dikagumi, dia menghargai dirinya sendiri dan saya pun layak menghargainya ". Penampilan yang baik dan rapih tidak harus dipersepsikan dengan mengenakan barang yang mewah dan mahal. Penampilan yang baik dan rapih adalah penampilan yang menunjukan sisi kepantasan pada suatu tempat

Seseorang harus berfikir bahwa mereka layak untuk dihormati,maka orang lainpun akan semakin hormat. secara psikologis kita adalah apa yang kita pikirkan walaupun ada teori lain yang mengatakan seseorang cenderung memperhatikan intelektualitas bukan pakaian atau tampilannya. Tapi sudah menjadi sunnatullah bahwa insting seseorang selalu menilai dari penampilan luarnya, karena penampilan adalah aspek fisik yang dapat dilihat dan diidentifikasi secara langsung tanpa melakukan pendekatan sehingga penampilan menjadi dasar utama bagi orang lain untuk menilai kita,dan merupakan kesan pertama yang akan menentukan kesan-kesan berikutnya.

 
Kalaupun  ada ungkapan dont'judge a book by the cover atau jangan menilai orang dari penampilan luarnya sebetulnya cara dia berpenampilan, gaya dan warna busana yang dikenakan mewakili dan mempengaruhi karakter dan kepribadiannya. Meskipun tidak semua kepribadian seseorang selaras dengan penampilannya tetapi faktanya penampilan berpengaruh terhadap feedback yang akan diberikan oleh orang lain. penelitian di inggris (2020) yang melibatkan 1000 responden dimana peneliti meminta mengkorelasikan karakter dan warna baju seseorang melalui objek foto yang diberikan, hasilnya warna hitam melambangkan sifat dan karakter yang positif seperti kecerdasan,kepercayaan diri sementara penyuka warna biru menurut psikolog lisa johnson, menampilkan kesan kewibawaan serta dapat diandalkan. Penelitian dari University of british columbia, menambahkan warna biru kedalam penampilan memberikan efek menenangkan, wanita yang mengenakan pakaian warna merah delima terkesan energik dan sensual yang dapat memberikan efek stimulan sehingga pria yang melihatnya menjadi tertarik menurut psikolog dari University of Rochester. Perlu ditegaskan penampilan memang bukan segalanya tapi penampilan mempengaruhi segalanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun