Mohon tunggu...
Zaida Malia
Zaida Malia Mohon Tunggu... Freelancer - an intj-t

As long as you live, keep learning how to live.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menengok Komunikasi Pemasaran Negeri Ginseng dan Penerapannya Terhadap Khalayak Indonesia

3 April 2021   10:50 Diperbarui: 3 April 2021   10:56 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Belakangan ini siapa yang tak mengenal rentetan karya populer asal Korea Selatan? Sebut saja Parasite, film yang disutradarai Bong Joon Ho yang bahkan memenangkan Academy Award atau drama seriesnya seperti Start Up, The World of The Married, serta It’s Okay to Not Be Okay yang sungguh populer di Indonesia. Atau siapa yang tak mengenal boyband ternama dunia BTS yang berasal dari Korea Selatan? Hal ini biasa disebut dengan Korean Wave atau Hallyu. Korean Wave dapat diartikan sebagai sebuah istilah yang merujuk kepada sejumlah tren yang menyebar. Tren yang dimaksud di sini ialah budaya-budaya dari negara Korea Selatan. Korean Wave ini mencakup keseluruhan bagian dari budaya Korea yang menyebar secara global, termasuk negara kita, Indonesia.

Dari K-food atau korean food, yaitu makanan-makanan dari Korea seperti kimchi, Korean barbeque, sampai ramyeon. Lalu ada K-Fashion atau korean fashion, sebutan untuk style atau gaya berpakaian yang berkiblat pada gaya berbusana selebriti-selebriti Korea Selatan. Sampai K-pop atau korean pop, sebagai penggerak korean wave yang utama. K-pop merupakan musik-musik Korea. Dan berbagai aspek korean wave lainnya.

Tapi tahukah kamu? Bahwa Korean Wave atau Hallyu ini juga merupakan strategi pemerintah Korea Selatan dalam memasarkan negaranya dan pemerintah Korea Selatan secara serius mendukung Hallyu ini demi terciptanya citra Korea Selatan di mata dunia?

Dikutip dari entrepreneur.com, “According to the ministry, the biggest motivation of foreign tourists for visiting Seoul is “Hallyu”, and they are diligently getting geared up. The Korean government is in the process of creating “K-Culture Valley” (2024) in Goyang for reportedly 1.2Bn$, a Hallyu-inspired theme park housing film studios, restaurants, live music concerts, movie galleries to malls selling Korean celebrity merchandise. What Ireland and New Zealand tourism has been trying to do with the promotions of GoT and LOTR locations is what South Koreans have already mastered with their homegrown and wholesome “Hallyu Experience Program”.”

Yang dalam Bahasa Indonesia bermakna, “Menurut kementerian, motivasi terbesar turis asing untuk mengunjungi Seoul adalah “Hallyu”, dan mereka bersiap-siap. Pemerintah Korea sedang dalam proses menciptakan “K-Culture Valley” (2024) di Goyang seharga 1,2 Miliar Dollar Amerika yang dilaporkan, adalah sebuah taman hiburan yang terinspirasi oleh Hallyu yang berisikan studio film, restoran, konser musik live, galeri film hingga pusat perbelanjaan yang menjual merchandise selebriti Korea. Seperti yang telah coba dilakukan oleh pariwisata negara seperti Irlandia dan Selandia Baru dengan promosi lokasi Game of Thrones dan The Lord of The Rings adalah apa yang telah dikuasai oleh orang Korea Selatan dengan “Program Pengalaman Hallyu”.”

Hubungan Korean Wave dan Integrated Marketing Communication

Integrated Marketing Communications (IMC) muncul sebagai alat yang memandu praktisi pemasaran dalam mengembangkan dan melaksanakan komunikasi pemasaran yang lebih konsisten dan efektif. IMC mampu menciptakan image (citra) brand, serta mendorong penjualan, dan memperluas pasar yang menjadi sasaran perusahaan (Jatmiko, 2014: 3).

Yang paling terlihat dalam Korean Wave adalah bagaimana pemerintah Korea Selatan memasarkan pariwisatanya dengan IMC, sehingga citra negaranya terbentuk, dan membawa banyak wisatawan tiap tahunnya ke Negeri Ginseng tersebut. Pembentukkan citra Korea Selatan inilah yang menandakan adanya hubungan antara Korean Wave dan IMC.

Di sisi lain, Kotler (2008) menjelaskan bahwa aktivitas IMC merupakan perpaduan spesifik dari lima aktivitas komunikasi pemasaran yang paling sering digunakan perusahaan, yaitu advertising, personal selling, sales promotion, public relations, dan direct marketing. (Rismayanti, 2016: 255)

Yang paling terlihat dari Korean Wave dan dampaknya di Indonesia ialah dari advertising (iklan). Bahkan, tren Korean Wave banyak dimanfaatkan brand-brand yang memasarkan produk dan jasanya di Indonesia. Seperti penggunaan Celebrity Endorser pada iklan-iklan Indonesia yang kian menjamur.

Celebrity Endorsement atau yang dalam Bahasa Indonesia memiliki arti sebagai dukungan selebriti merupakan sebuah bentuk, jenis, atau strategi iklan yang digunakan oleh suatu merek, perusahaan, atau bahkan organisasi non-profit, yang di dalamnya terdapat keterlibatan selebriti, atau orang yang terkenal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun