Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Akan Berakhir

13 Juni 2022   20:30 Diperbarui: 13 Juni 2022   20:33 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Biasanya aku melihat dia dengan segala omelan-omelannya. Yang tak ku tahu sebabnya. Menjengkelkan sekali bagiku.

"Istriku beda dengan masa pacaran dulu. Dulu orangnya asyik-asyik saja..", ceritaku kepada ibuku.

Ibu yang sedang membereskan baju-baju terus memperhatikan omelanku.

"Baru beberapa bulan menikah terasa berat banget, bu..", lanjutku.

Sering ku meminta pendapat ibu bapakku. Dan aku manut dengan apa yang mereka katakan.

***

"Kalau ingin hubungan seperti masa-masa pacaran, aku juga pengen, mas. Tidak hanya kamu..", ujar istriku.

Omelan istriku ini terasa berbeda dengan beberapa bulan yang lalu. Ya, tepatnya aku lama tak mendengar setelah aku nekat meninggalkannya.

"Apa kamu juga melakukan hal yang sama? Enggak kan? Coba kamu juga introspeksi diri.. Jangan hanya menilai orang terus..", lanjutnya.

Aku hanya diam mendengarkan wanita itu. Entahlah apa yang ku rasakan. Tapi mungkin aku merindukannya.

Memang aku menyadari bahwa aku memang kekanakan dengan meninggalkannya. Hanya karena hal sepele.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun