Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hari ke Empat Puluh

10 Desember 2021   20:38 Diperbarui: 10 Desember 2021   20:40 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 30 Januari 2020 pagi. Ku pamit kepadanya. Seperti biasanya. 

Engkau duduk di kursi merah. Kursi yang sering kau gunakan untuk shalat, mengaji, makan, minum dan kadang tertidur. Tertidur karena lelahmu beribadah.

Ku salami tangan keriputnya. Tangan yang selalu membelai di saat aku mau tidur. Tangan yang selalu menggendongku. Menimangku. Menyuapiku. Menenangkan ketika ku menangis rewel.

"Ngati-ati..", pesanmu saat itu.

Di saat itu memang aku baru saja pindah tempat tugas. Lumayan jauh dari rumah. Dan bahkan hari itu aku akan melakukan perjalanan ke Jogja. Tugas dari tempatku bekerja.

"Nggih, bu.. Assalamu'alaikum..", pamitku.

Sekilas ku pandang wajah ibuku. Dan ku segera beranjak meninggalkannya. Ketika itu ku merasa pandangan ibu mengikuti langkahku. Ah, ibu..

***

Sore jelang Maghrib.

Seperti biasa aku sedang menunggu suami pulang. Hingga akhirnya datang.

"Bu...".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun