Belajar di Masa Pandemi
Masa pandemi covid-19 yang telah memasuki satu tahun lebih ini. Dan pandemi ini benar-benar mengubah segala aspek kehidupan. Ekonomi, budaya dan pariwisata, kesehatan, gaya hidup, dan termasuk pendidikan.
Selama Maret 2020 hingga sekarang, pendidikan dilakukan secara online atau daring. Mengandalkan kuota internet yang jelas terbatas. Terbatasnya bantuan kuota internet untuk pelajar atau orang tua bagi anak berkebutuhan khusus.
Tak hanya itu, sulitnya jaringan internet juga memaksa sebagian besar pelajar yang mendapatkan bantuan kuota internet tidak bisa memanfaatkan bantuan tersebut dengan baik. Bantuan yang dimanfaatkan di bawah 1 GB langsung dicut oleh pihak kementerian pendidikan. Tak akan diberikan pada tahap selanjutnya.
Memasuki akhir-akhir bulan ini sudah benar-benar membuat orang tua dan pelajar yang menginginkan adanya pembelajaran tatap muka di sekolah. Tetapi sekali lagi, ketika PKPM masih diperpanjang, maka besar kemungkinan pembelajaran masih secara jarak jauh. Daring.
Vaksin Untuk Belajar Tatap Muka
Pemberian vaksin untuk anak usia sekolah, baik usia di atas 12 tahun maupun di atas 17 tahun ke atas sedang "dikejar" oleh pemerintah. Tetapi pelaksanaan masih tetap ada kendalanya.
Kurangnya kesadaran orang tua pelajar dan juga faktor pelajar sendiri, merupakan salah satu kendala yang harus dihadapi. Ketakutan dampak vaksin. Takut disuntik. Dan juga "tidak mau saja" untuk divaksin.
Dengan demikian jelas pelaksanaan pemberian vaksin untuk anak usia sekolah masih sangat terbatas. Dari segi jumlah jelas terlihat.
Beberapa waktu yang lalu, tepatnya Rabu, 18 Agustus 2021 SLB se kabupaten Gunungkidul bekerjasama dengan Dinas Kesehatan menyelenggarakan vaksin untuk pelajar difabel di Kabupaten Gunungkidul.Â