Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tetap Mengabdi untuk Anak Istimewa

14 Agustus 2021   22:08 Diperbarui: 14 Agustus 2021   22:11 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo : manajemenrumahsakit.ne

Pensiun adalah hal yang benar-benar akan dialami oleh salah satunya guru-guru PNS. Memasuki usia 60 tentu menjadi angka keramat bagi tenaga pendidik ini. Siap tak siap, hal tersebut pasti akan terjadi.  Mau tidak mau!

Lalu kegiatan apa yang masih dapat dilakukan oleh pensiunan guru ini? 

Di sini saya akan menuliskan sejauh pengalaman dan pengamatan saya di dunia pendidikan luar biasa di lingkungan Sekolah Luar Biasa.

Saya mengenal beliau, seorang sosok yang bagi dunia pendidikan di SLB kabupaten Gunungkidul sudah tidak asing lagi. Tidak ada yang tak mengenalnya. Beliau bernama Bambang Suminto, S.Pd.

Beliau sudah pensiun beberapa tahun yang lalu. Lalu apa yang dilakukan beliau?

Beliau yang sejak awal perintisan SLB di kabupaten Gunungkidul, hingga beliau pensiun benar-benar mendedikasikan diri di dunia anak istimewa ini. 

Dimulai perintisan sebuah SLB di kecamatan Karangmojo yang sekarang sekolah tersebut sudah memasuki usia kurang lebih 38 tahunan. Tentu saja perintisan dilakukan bersama beberapa teman-temannya.

Di sela kesibukannya sebagai kepala sekolah dan guru di sekolah tersebut, beliau juga merintis sekolah baru diantaranya di wilayah kecamatan Patuk, Panggang dan Semanu.

Memasuki masa pensiunnya, beliau masih bersemangat untuk mendarmabaktikan sisa usia di sebuah Sekolah Luar Biasa di kecamatan Semanu selain juga menjadi pengurus Yayasan di SLB di kecamatan Karangmojo. Dan bahkan masih menjadi orang yang dituakan di SLB kecamatan Patuk dan Panggang.

Ketika banyak yang memasuki masa pensiun kemudian melakukan kegiatan individu atau keluarga, ternyata beliau sangat memotivasi anak-anak muda yang mengabdikan diri untuk anak istimewa ini. 

Beliau tidak sendiri. Ada beberapa senior saya yang tetap mengabdikan diri untuk dunia anak istimewa ini. Ada pak Sukiran, bu Sutarti dan pak Sunarta. Pak Sukiran masih mendedikasikan diri di kecamatan Semanu. Bu Sutarti di Semin. Dan pak Sunarta di Karangmojo.

Dengan segala keterbatasan beliau-beliau yang sudah sepuh dan kemampuan IT-nya yang terbatas, mereka secara tidak langsung memberikan motivasi kepada kami. 

Bahwa ketulusan itu penting untuk mengabdi di dunia istimewa ini. Karena apa lagi yang dicari? Gaji? Tentu saja tak sebanyak ketika beliau-beliau belum pensiun. Bahkan dibanding uang pensiun per-bulannya tentu saja jauh dari itu. 

Karena mereka lebih memikirkan bagaimana cara agar masyarakat menerima anak berkebutuhan khusus. Mereka tentu lebih puas dengan penerimaan orang-orang awam kepada anak berkebutuhan khusus ini.

Semoga kami yang muda akan lebih banyak belajar tentang arti mengabdi yang sesungguhnya dari beliau-beliau. Belajar dari semangat beliau-beliau agar anak-anak berkebutuhan khusus ini tidak akan dipandang sebelah mata lagi oleh kebanyakan orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun