Menulis dapat dikatakan sebagai hal yang mudah tetapi sulit, dan sesuatu yang sulit tapi mudah. Bagi guru terkadang hal tersebut membuat "malas" untuk mengembangkan kemampuan menulisnya.
Hal tersebut tidak dapat dipungkiri. Banyak guru PNS senior yang mandeg pada golongan IV/a dalam waktu yang relatif lama. Ada yang sepuluh tahun pada posisi ini. Bahkan ada yang lebih dari itu.
Ada teman senior yang sudah berada pada golongan ini sudah mengatakan "mentok" dengan ide menulis atau kreativitas lainnya. Publikasi Ilmiah ataupun Karya Inovasi tidak ada sama sekali.
Berbagai macam pelatihan atau diklat tentang Publikasi Ilmiah ataupun Karya Inovasi terkadang hanya untuk memperoleh sertifikat. Jarang dikembangkan atau dipraktikkan oleh guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan atau mengembangkan kreativitasnya.
Sebenarnya ada banyak yang dapat dilakukan dalam publikasi ilmiah ataupun karya inovasi. Tinggal memilih sesuai kemampuan dan kompetensinya. Salah satunya membuat Seni Sastra.
Seni Sastra Berupa Puisi
Jika seorang guru memiliki hobi menulis, maka dia dapat sekaligus berusaha untuk mendapat nilai angka kredit yang diajukan setiap tahunnya.
Untuk mengajukan Penilaian Angka Kredit tersebut, menulis karya sastra dapat dilakukan. Misalkan menulis puisi, kumpulan cerpen atau menulis novel. Tentu saja ada kriterianya.
Misalkan, karya berupa puisi. Dengan kriteria sederhana, seorang guru cukup membuat kumpulan puisi dengan media ber ISSN atau dibukukan ber ISBN sebanyak 20 (dua puluh) puisi. Nilai angka kredit yang didapatkan adalah bernilai 2 (dua).
Sedangkan untuk kriteria kompleks, seorang guru cukup membuat karya puisi sebanyak empat puluh puisi. Dan tentu saja ber ISBN. Nilai yang diperoleh adalah 4 (empat).
Seni Sastra Berupa Kumpulan Cerita Pendek