Mohon tunggu...
Zahroh Rohana
Zahroh Rohana Mohon Tunggu... Lainnya - pengejar mimpi

SANG PENGEJAR MIMPI YANG AKAN MEMBUATMU BANGKIT DARI KETERPURUKAN

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidik yang Mendidik

20 Mei 2020   13:00 Diperbarui: 20 Mei 2020   13:53 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan sebagai cara manusia merupakan aspek dan hasil budaya terbaik yang mampu dihadirkan di setiap generasi untuk kepentingan generasi muda selanjutnya agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dengan baik dalam konteks sosio budaya. 

Oleh karena itu, setiap masyarakat di zaman modern ini  senantiasa selalu berusaha menyiapkan anggota masyarakatnya yang terpilih sebagai tokoh pendidik guna untuk kepentingan generasi selanjutnya, dengan harapan dapat meningkatkan kemajuan generasi mereka. 

Pada sisi itulah diperlukan pendidikan, yang melampaui tata aturan di dalam keluarga untuk meningkatkan derajat kepribadian individu agar menjadi manusia yang lebih mumpuni dalam segala hal. 

Dengan kemajuan zaman dan tantanngannya yang makin pesat seperti sekarang ini, bukan hanya guru saja idealnya yang harus belajar mengembangkan sistem pendidikan dan memperbaiki sistem pembelajaran namun jug orang tua yang notabennya adalah lembaga pendidikan informal serta sebagai pendidikan pertama seorang anak. 

Baik orang tua ataupun guru dituntut untuk terus mengembangkan pendidikan sesuai dengan perkembangan zaman, menyesuaikan pengetahuan yang sedang berlaku sekarang dan menemukan cara belajar yang baru yang lebih efisien dengan kondisi saat ini. 

Pembelajaranpun harus disesuaikan dengan kondisi psikologis seorang anak. Bukan hanya itu, kondisi keluarga juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang kecerdasan seorang anak. Seperti halnya masih banyak orang tua yang berbondong-bondong memaksakan anaknya untuk belajar agar mencapai suatu prestasi yang prestigius tanpa melihat seberapa besar sebenarnya kemampuan dirinya. 

Mereka berlomba-lomba menuntut anaknya untuk memasuki sekolah-sekolah top dengan dalih dan alasan agar kelak dia bisa mendapat pekerjaan yang mumpuni dan memiliki jabatan tinggi. 

Dimanapun seorang anak bersekolah, sukses atau tidak bukan hanya berdasar pada lebel sekolah tersebut. Bisa jadi sekolah yang terletak dipelosok dengan gedung yang sederhana atau bahkan terkadang mereka akan belajar langsung di bahwah pohon menyatu dengan alam bisa jadi mereka lebih sukses. Gedung bertingkat ruang kelas berAC bukan suatu acuan bahwa kelak anak itu akan menjadi orang yang dapat dikatan nomor 1. 

Bisa kita lihat masih banyak anak yang malas-malasan belajar padahal mereka bersekolah di sekolah dengan fasilitas yang number one. Namun, banyak juga anak-anak yang bersekolah ditempat bagus sadar akan apa fasilitas yang mereka dapatkan sehingga mereka mati-matian bekerja keras untuk bisa selalu jadi yang terbaik. 

Orang tua bisa jadi Dorongan seorang anak untuk menjadi orang yang selalu terdepan baik itu secara latar belakang mereka yang merupakan orang berkedudukan tinggi atau mereka yang berasala dari keluarga yang biasa-biasa saja. 

Terkadang orang tua masih terus memaksakan kehendak anak untuk mengikuti jejak mereka. Seperti ketika ayah dan ibunya seorang dokter maka mereka akan menuntut anaknya untuk masuk di universitas kedokteran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun