Mohon tunggu...
Ceramah Gus Baha
Ceramah Gus Baha Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Bismillah. Alhamdulillah. Kemanapun aku terjatuh aku terjatuh pada rahmatMu yaa Allah, Kemanapun aku meraih aku meraih pada rahmatMu yaa Allah

Allahumma sholi ala sayyidina Muhammad wa a'la aali sayyidina Muhammad

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gus Baha, Tentang Emas dan Perak

31 Juli 2021   13:34 Diperbarui: 29 April 2023   14:36 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bismillahirrahmanirrahim

Emas adalah benda memiliki pengaruh. Setiap benda memiliki fungsi dan tersusun dari bahan alam yang diciptakan Tuhan. Mengapa emas disebut logam mulia karena dia memiliki fungsi yang tak dapat digantikan benda lain yang ada di semesta. Seperti emas adalah bahan untuk membuat komponen komputer dan alat elektronik, helm astronot yang melindungi dari bahaya matahari bahkan peremajaan sel kulit yang menua. Tak berubah bentuk, warna dan kilaunya meski ditaruh dimana pun. Karena sifat keindahannya yang tetap, emas dijadikan perhiasan.

Emas adalah sarana untuk mencapai sesuatu. Bukan hanya perlambang harta dan keduniawian dan estetika semata. Dahulu Walisongo datang ke Indonesia tidak dengan tangan kosong. Walisongo yang merupakan utusan Ahlul Bait (Keturunan Nabi Muhammad SAW) datang dengan membawa sepenuh kapal emas. Walisongo datang dengan bermodal emas dan metode pendekatan budaya yang damai (penetration pacific). Dimasa Presiden Soekarno, Indonesia memiliki bargaining politik yang kuat di mata Internasional. Konferensi Asia Afrika bisa terselanggara karena Indonesia memiliki emas yang banyak sebagai posisi tawar.

Bahwa Segala Sesuatu tidak bisa didapat kecuali dengan Emas dan Perak, sebagaimana terdapat dalam kisah diturunkannya Nabi Adam A.S. setelah memakan buah Khuldi. Bahwa Nabi Adam A.S. ketika itu mempercayai Setan yang bersumpah atas nama Allah untuk menipu Nabi Adam agar mau memakan buah Khuldi. Sehingga Nabi Adam mempercayai karena tidak menyangka ada yang berani berbohong bersumpah dengan nama Allah.

Jadi Nabi Adam tidak tergoda dengan setan untuk memakan buah Khuldi kecuali setelah mendengar nama Allah dijadikan sumpah setan. Maka karena menganggap agungnya nama Allah, Nabi Adam tidak mengira ada yang berbohong atas nama Allah SWT.

Lebih lanjut dikisahkan dalam petikan hadist berikut yaitu : "Ketika Allah menurunkan Nabi Adam A.S. dari Surga ke bumi, semua yang pernah bersamanya di surga menjadi sedih kecuali emas dan perak. Kemudian Allah menurunkan Wahyu kepada emas dan perak. Aku buat kalian bertetangga dengan salah satu hambaku. Kemudian Aku buat dia jauh dari kalian berdua. Lalu semua yang pernah bertetangga dengannya bersedih. Kecuali kalian berdua. Emas dan perakpun berkata, Wahai Tuhan kami, Engkaulah Dzat yang lebih tahu. Bahwa Engkau menjadikan kami bertetangga dengan salah satu hambaMu itu. Dan (ketika itu) dia orang yang taat kepadaMu. Kami nyaman bertetangga dengan Adam karena saat itu dia masih taat. Maka ketika dia durhaka kepadaMu. Kami tidak merasa sedih atas kepergiannya. Kemudian Allah memberi Wahyu kepada keduanya. Demi Keagungan dan KehormatanKu. Sungguh Aku akan memberi kehormatan kepada kalian berdua. Hingga Segala Sesuatu Tidak Bisa Didapat Kecuali Dengan Kalian Berdua (Emas dan Perak)" (Hadist Riwayat Al Dailami). Allah pun senang dengan jawaban emas tersebut dan mengatakan bahwa karena itu kelak di Dunia, Emas tidak akan terjatuh di saat yang lain terjatuh. Begitulah penghargaan Allah kepada emas, karena emas telah membela Allah saat Nabi Adam A.S. diturunkan dari surga. Emas mengajarkan kita bahwa rasa cinta dan tidak suka kita didasarkan karena Allah semata. Itulah mengapa kita harus mencintai taat dan tidak menyukai maksiat karena Allah semata. Tidak suka dengan maksiat bukanlah membenci pelaku maksiat. Sebab setiap kita pasti berdosa namun setiap kita punya kesempatan bertaubat.


Emas adalah sarana yang memiliki nilai yang tetap sepanjang masa. Jumlah emas yang dikeluarkan dari bumi akan selalu sama dengan jumlah kebutuhan sarana seluruh manusia.

Seluruh benda jika ditaksir dengan emas maka akan memiliki harga yang sama dari masa ke masa. Emas memiliki nilai intrinsik dan ekstrinsik yang cenderung tetap. Secara matematis harga satu ekor kambing di.zaman Rasulullah adalah 1 dinar (4,25 gram) emas 22 karat. Sampai saat inipun harga satu kambing adalah satu Dinar (4,25 gram) emas 22 karat.

Segala keinginan dapat dicapai jika diwasilahkan dengan doa dan kerja keras tentunya apabila sesuai dengan kehendak Allah. Berbekal ketekunan dan ilmu mewujudkan keinginan dan cita cita, tidaklah muluk muluk jika mulai menabung untuk membeli emas di masa kini. Sedikit demi sedikit dengan konsistensi, emas pun bisa dimiliki. Lagipula saat ini sudah ada emas berbentuk MR GOLD atau Magnet Rezeki Gold berukuran 0,1 gram bahkan 0,025 gram dan adanya perak yang harganya terjangkau. Bukankah Tuhan tidak menilai hasil tetapi menilai usaha atau ikhtiar kita. Karena segala sesuatu keinginan tidak bisa didapat kecuali dengan emas dan perak diiringi doa dan ikhtiar dalam kehendak Allah SWT.

Karena akan datang suatu masa, barang siapa tidak mempunyai uang Emas dan uang Perak, maka tidak akan mendapatkan kemudahan dalam kehidupan.


Disarikan dari ceramah KH. Ahmad Baha'uddin Nursalim (Gus Baha) Hafidzahullah pada channel YouTube 'Santri Gayeng' yang berjudul "Jika Sekadar Makan, Monyet di Hutan Juga Makan - Gus Baha", dan Mardigu Wowiek P.

Mohon Maaf jika ada kesalahan penulisan. Semoga Allah senantiasa Merahmati dan Melindungi Guru-Guru Kita. Aamiin YRA.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun