Mohon tunggu...
Latifatus Zahro
Latifatus Zahro Mohon Tunggu...

Belajar untuk menceritakan apa yang masih terlihat, terdengar dan apa yang dirasa!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Dream Mahameru Part 3 (Tanjakan Cinta sampai Kalimati)

16 Januari 2012   06:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:50 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1326696376813806733

Perjalanan harus kita lanjutkan karena waktu kita memang tidak terlalu banyak. Waktu melihat tanjakan cinta, duh...nanjak, berat rasanya meninggalkan Ranu Kumbolo. Packing ulang dan pukul 09.00 WIB bismillah perjalan kita lanjutkan. Target kita adalah Arcopodo. Sebelum berangkat ada sedikit perdebatan. Rencananya Mbak Omi tidak melanjutkan perjalanan. Tapi teman-teman tidak tega meninggalkan beliau. Akhirnya trik-trik rayuan pun mereka lakukan dan Mbak Omi akhirnya berkenan ikut dengan catatan kita harus ngecamp di Kalimati, bukan Arcopodo. Ganti rencana. Mahmud, Heri dan Wasis mengambil start lebih dulu. Kelihatannya mereka benar-benar berharap cinta sejatinya bakal jadi kenyataaan. Aku pun tidak mau ketinggalan dan langsung menyusul dibelakang mereka. Mereka bertiga meluncur dengan kecepatan ekstra. Semangat sekali! dan Mahmud pun berhasil melewati tanjakan cinta tanpa berhenti dan menengok ke belakang. Keberhasilan tersebut disusul Heri. Tapi apes bagi Wasis di tengah tanjakan dia sudah ngos-ngosan dan langsung angkat tangan tanda menyerah. Padahal dari tadi pagi dia adalah orang yang paling terobsesi dengan tanjakan cinta. haha...kayaknya dia memang belum beruntung. [caption id="attachment_138790" align="aligncenter" width="300" caption="tanjakan cinta"][/caption] Lain cerita, aku pun masih dibilang beruntung, meskipun dengan langkah keong (*dibaca:super duper lambat) alhamdulillah aku berhasil. Sementara Mbak Omi dan Pak Agung terlihat berjalan santai tanpa menghayati tanjakan cinta seperti kami anak-anak ababil. Melepas lelah di atas tanjakan cinta adalah moment terindah, dimana kita bisa melihta surga Ranu Kumbolo. Sambil menghayati setiap perjalanan tanjakan cinta tadi. Selepas tanjakan cinta ada 2 alternatif jalan menuju Oro-oro Ombo

  1. Trek terjal turun lurus langsung mengarah ke Oro-Oro Ombo

[caption id="attachment_143308" align="aligncenter" width="300" caption="turunan tajam k oro-oro ombo"][/caption] 2. Trek melipir ke samping [caption id="attachment_143309" align="aligncenter" width="300" caption="trek landai"][/caption] Kita langsung memilih trek 1 untuk menghemat waktu. Aduh....trek turun!! mesti double rem. Dan sampailah kita di padang yang dikelanal dengan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung. Pemandangan disana sangat indah, serasa di luar negeri. [caption id="attachment_143312" align="aligncenter" width="300" caption="view oro-oro ombo"][/caption] Semeru memang tidak henti-hentinya menawarkan surga bagi para pendakinya. Selanjutkan kita memasuki kawasan hutan cemara yang disebut dengan cemara kandang. Suara angin terdengar sangat keras, tapi itulah suara alam yang menemani setiap langkah kaki kita di semeru. Perjalanan terus dilanjutkan sampai di jambangan. Break sebentar melepas lelah. Terlihat wajah-wajah lelah teman-teman yang kepanasan. Tiba-tiba "buuuuuuum" ah....."JONGGRING SALOKO" Langsung saja rasa lelah hilang seketika, dan dengan secepat kilat pasang aksi. Huh dasar teman-taman! memang bener-bener narsis...haha [caption id="attachment_143315" align="aligncenter" width="300" caption="sebelum melihat wedus gembel"][/caption] [caption id="attachment_143317" align="aligncenter" width="300" caption="sesudah melihat "][/caption] Setelah semangat kembali 100%, kita melanjutkan perjalanan ke Kalimati. Langsung bongkar cariel dan buka tenda. Ternyata untuk cari air di kali mati, kita harus berjalan ke sumber mata air "Sumber Mani" yang jarak tempuhnya kira-kira 1 jam. Tanpa membuang-buang waktu, team 1 membangun tenda, team 2 bergegas ke "Sumber Mani". Pukul 16.00 tenda sudah berdiri, sudah selesai makan pula. Saatnya menikmati alam. Tiba-tiba kita dikejutkan dengan rombongan porter. Ternyata ada wisatawan dari Belanda. Busyeeeeeeeeeet....porternya banyak banget. Padahal wisatawannya cuma 4 aja. Langsung saja kita menjadi penonton aksi-aksi porter yang mendirikan tenda yang lumayan banyak. [caption id="attachment_155906" align="aligncenter" width="300" caption="tenda pendaki dari Belanda"][/caption] "Kira-kira nanti malam kita di undang pesta gk ya" celotehku membubarkan lamunan mereka "Diundang sapa?" "Tu....kan mau ada hajatan di sana, hahahahha" Tidak mau kalah akhirnya kita juga mulai mencari kayu bakar untuk acara kita nanti malam*padahal cuma buat api unggun doang...hihihi Malam pun tiba, cerah sekali, bintang-bintang bertebaran, tak ada awan satupun yang menghalangi. Ingin rasanya berlama-lama di dekat api unggun. Tapi udara bener-bener tidak bersahabat. Dingiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin banget!! Teman-teman satu persatu masuk ke tenda dan akhirnya aku pun menyusul untuk mempersiapkan summit attack nanti malam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun