Mohon tunggu...
Moh Zahirul Alim
Moh Zahirul Alim Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati sosial, politik, pendidikan sekaligus pemilik blog www.paradigmabintang.com

Pemerhati sosial, politik, pendidikan sekaligus pemilik blog www.paradigmabintang.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pancasila Terapan sebagai Langkah Konkret Pengamalan Ideologi Bangsa

19 Agustus 2021   09:33 Diperbarui: 19 Agustus 2021   09:45 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila adalah ideologi, falsafah, sekaligus penuntun kehidupan sehari-hari. Setiap anak bangsa yang hidup di bumi Indonesia mau tidak mau, suka tidak suka haruslah berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. 

Namun demikian, belakangan Pancasila yang dicetuskan 76 tahun lalu oleh para pendiri bangsa agar menjadi pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara tampak paradoks.

Praktik perilaku masyarakat dewasa ini masih banyak yang tidak mencerminkan semangat Pancasila. Hal ini dapat dilihat dari fakta-fakta kekinian yang ada di sekitar kita seperti: 

Banyak oknum pejabat yang berperilaku korup, terlibat suap, menyalahgunakan kekuasaan, masih ada oknum-oknum masyarakat yang menggunakan isu identitas dalam pemilu, terjebak radikalisme atas nama agama, membuat hoaks dan menyebarkannya, bertindak seenaknya seperti menyakiti petugas medis saat bertugas menangani pasien Covid-19, memukul petugas pemakaman jenazah Covid-19 saat menjalankan tugas pemakaman, melakukan perusakan fasilitas umum saat menggelar demonstrasi, melakukan aksi premanisme, pembegalan, pungutan liar (pungli) yang meresahkan, menjadi kartel krematorium jenazah Covid-19, dan praktik-praktik menyimpang lainnya. Inilah realitas yang terjadi di tengah masyarakat kita.

Pertanyaannya sekarang, mengapa ada oknum-oknum masyarakat yang berperilaku demikian rusak dan tentu tidak mencerminkan semangat Pancasila yang mengedepankan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, karakter, persatuan, dan keadilan sosial? 

Jawabannya karena Pancasila hanya dianggap sebuah istilah, pepesan kosong, tidak merasuk ke dalam jiwa dan hati mereka. Hemat penulis, penyakit-penyakit sosial di atas dapat dilawan dengan konsep Pancasila Terapan. 

Tulisan ini akan mencoba menjabarkan konsep Pancasila Terapan sebagai langkah konkret pegamalan Pancasila, solusi atas persoalan bangsa mutkahir, sekaligus sebagai telaah kritis dalam mencermati praktik kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila merupakan ideologi serta konsep besar yang harus diturunkan dalam tindakan konkret dan bahasa perbuatan. Kondisi bangsa Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama, ras, kelompok, dan golongan merupakan tantangan tersendiri dalam pengamalan nilai-nilai Pancasila. 

Karena itu, kembali kepada Pancasila adalah jawaban dari setiap problem bangsa. Pancasila mengajarkan setiap individu anak bangsa untuk konsisten mengamalkan ajaran agama sesuai keyakinan masing-masing. 

Dari enam agama yang diakui negara (Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, Konghucu) tidak ada satu pun dari agama-agama tersebut yang mengajarkan kebencian, barbarisme berujung perusakan, pembunuhan, penghakiman sepihak, dan hal kontraproduktif lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun