Mohon tunggu...
Zahara Aprida
Zahara Aprida Mohon Tunggu... Konsultan - Pekembangan

Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bayi "Bau Tangan?" Ini Faktanya..

10 November 2019   10:31 Diperbarui: 10 November 2019   10:32 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.motherandbaby.co.uk

Bogor - "Jangan gendong terus bayinya, nanti bau tangan lho". Kalimat itu pastinya sering terdengar saat Bunda baru melahirkan nihh. Kata orang, menggendong bayi yang menangis membuatnya jadi manja dan tak mau lepas dari Bunda alias bau tangan. Tapi, apa benar seperti itu? 

Padahal menggendong bayi hampir 24 jam sehari di bulan pertama kelahirannya merupakan kebutuhan bayi. Bunda bisa saja membiarkan si kecil menangis tanpa mengambilnya untuk digendong agar bisa tenang sendiri. Tapi naluri seorang bunda tentu tak tega membiarkan terus menangis bukan? :)

Sebenarnya, bayi memang perlu digendong kapanpun. Ada banyak penelitian yang mendukung menggendong bayi tak akan membuatnya manja kok. Menggendong bayi justru penting untuk kesehatan dan perkembangannya. Bayi suka digendong karena ia merasa aman dan nyaman. Apalagi sebagai manusia baru yang sedang menyesuaikan diri dengan dunia barunya, si kecil tentu perlu rasa aman dan nyaman. Nahhh dimanakah tempat yang benar-benar nyaman untuk seorang bayi? Ternyata bukanlah tempat yang jauh atau mahal, tapi cukup dengan meletakkan bayi di dada sang ibu saja. Dada ibu memberikan suhu yang sesuai kebutuhan sang bayi. Dan saat digendong bayi akan merasa nyaman karna mendengar detak jantung ibunya.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Pediatrics melihat efek kontak kulit-ke-kulit pada bayi prematur dan tidak prematur.  penelitian ini tidak hanya melihat efek menggendong bayi prematur dan tidak prematur secara langsung dengan kontak kulit di awal kehidupan mereka, tapi melihat juga bagaimana itu semua memengaruhi di 20 tahun ke depan. Preemies alias bayi prematur yang mengalami skin-to-skin contact memiliki IQ yang lebih tinggi, area materi abu-abu yang jauh lebih besar di otak, dan bahkan punya kemungkinan mendapatkan upah pekerjaan yang lebih tinggi dibandingkan yang semasa bayinya yang tidak mengalami kontak kulit dari kulit. Anak yang mengalami skin-to-skin contact sewaktu bayi juga menunjukkan kecenderungan kurang hiperaktif dan agresif di sekolah.
Tentu saja, penelitian ini secara khusus melihat bayi prematur. Tapi ada juga penelitian tentang bayi yang bukan preemies dan hasil temuannya serupa. 

Sebuah laporan yang diterbitkan di jurnal Newborn and Infant Nursing Reviews oleh Raylene Phillips, MD. menjelaskan otak bayi mengalami masa kritis dalam beberapa bulan pertama dan belum sepenuhnya terbentuk. Karena itu jenis pengalaman bayi saat pengasuhan sangat penting dalam hal perkembangan otak yang optimal. 

nahhh jadi sekarang, Bunda ga perlu lagi nih khawatir tentang isu-isu "Bayi Bau Tangan". Harus bunda ketahui bahwa menggendong adalah cara terbaik seorang Ibu untuk memberikan kenyamanan kepada Anaknya. karna kunci dari rasa percaya seorang Anak akan timbul dari masa awal ketika dia lahir (teori Perkembangan Psikososial Erikson) yang akan mempengaruhi rasa percaya Anak di masa dewasanya. 

Semoga Bermanfaat !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun