Mohon tunggu...
syukron zahidi
syukron zahidi Mohon Tunggu... -

???

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan Kognitif Anak Wajib dimiliki oleh Guru

18 Desember 2010   08:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:37 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12926620841606751507

Sebagai guru harus dapat di berbagai hal. Guru itu mempunyai banyak keahlian dari mulai menjadi fasilitator, mediator, orang tua, pemimpin dan lain-lainnya. Banyak kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Selain yang disebutkan sebelumnya.

Tujuan utama seorang guru mengharuskan dapat mentransfer ilmu yang dimilikinya kepada siswa. Guru harus tahu apa yang harus diajarkan kepada siswa sesuai dengan perkembangan psikologis anak (siswa). Tak ketinggalan pula guru harus dapat memahami kondisi siswa saat ia akan mentransferkan ilmunya atau pelajaran. Disinilah terlihat peran guru yang sesungguhnya, guru sebagai “pelayan” siswa dalam mendapatkan kenikmatan belajar akan dapat teralisasi dan tentunya akan merealisasikan tujuan yang ingin dicapai.

Selain itu guru harus mengetahui proses perkembangan anak dengan mempelajari psikologi anak. Dengan mengetahui proses perkembangan peserta didik guru dapat mentransfer ilmunya dengan mengetahui perkembangan yang sedang dialami anak (peserta didik). Kedua hal tersebut saling keterkaitan yang sangat memiliki peran penting dalam proses belajar anak.

Maka guru wajib memiliki kompetensi dalam mengetahui perkembangan pola pikir anak. Perkembangan pola pikir sering pula disebut perekembangan kognitif anak. Berdasarkan para ahli perkembangan kognitif anak dapat dibagi menjadi empat tahapan.

Pertama, sensory motor. Tahapan ini terjadi pada anak yang baru lahir hingga usia dua tahun. Daya pikirnya cenderung berkutat pada belajar bagaimana menghasilkan apa yang dia mau dan belajar menimbulkan efek tanpa memahami apa yang diperbuatnya. Makanya, pada anak usia seperti ini menangis menjadi cara belajar andalannya. Ia menangis ketika pipis. Menangis ketika lapar. Menangis juga ketika ngantuk atau kepanasan. Ia hanya cenderung berpikir dengan rasa.

Kedua, Properasional. Tahapan ini terjadi pada anak usia 2-7 tahun. Gaya berpikirnya sudah mulai berkembang. Ia sudah bisa meminta dan mengingat apa yang dimilikinya. Ia telah dapat belajar merasa mempunyai. Hal ini tampak ketika dia memiliki mainan sudah hafal nama, warna, dan bentuknya.

Ketiga, Konkret-operasional. Tahapan ini terjadi pada anak usia 7 sampai 11 tahun. Gaya berpikirnya makin berkembang dan mulai kreatif. Ia sudah mengenal dan mengetahui bahwa benda padat tidak dapat berubah jenis. Misalnya kelereng yang dimilikinya sudah diyakini bentuknya bulat dan tak akan pernah berubah lagi. Bukti pada tahapan ini mulai kreatif. Misal, anak sudah dapat menggambar yang ada di depannya atau situasi yang pernah dialaminya.

Keempat, Formal-operasional. Tahapan ini terjadi pada anak usia 11 hingga 15 tahun. Pola pikir anak pada usia ini, anak telah dapat berpikir analisis. Ia sudah mengenal malu, sudah ada rasa tertarik pada lawan jenis. Bahkan adapula yang sudah berpikir kritis. Dan inilah yang menyebabkan mereka sudah disebut awal memasuki masa remaja.

Dengan mengetahui perkembangan kognitif anak. Guru akan lebih mendapat kemudahan dalam pola belajar yang akan dikembangkan di kelas nantinya. Pola belajar tersebut dapat berupa teori-teori belajar seperti teori belajar behavioralisme, teori belajar kognitivisme, teori belajar humanistik, teori belajar kontruktivisme, dan teori belajar kontruktivisme sosial.

Antara perkembangan kognitif anak saling keterkaitan dalam teori belajar yang akan dikembangkan oleh guru. Maka guru wajib memiliki kedua kompetensi tersebut. Teori-teori belajar akan dibahas nantinya atau pembaca dapat pula mencari di buku atau di internet.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun