Mohon tunggu...
Zaeni Boli
Zaeni Boli Mohon Tunggu... Guru - Seniman

Insya Allah Penyair

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Setan Alas dan Sial Dangkalan

20 Juli 2019   08:12 Diperbarui: 20 Juli 2019   08:24 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

-Sial dangkalan dan Setan Alas-

Assalammualaikum haram jadah apa kabarmu setan alas ,masihkah kau sibuk memaki keadaan tanpa pernah punya keinginan merubah ,hei sial dangkalan aku penyair bukan tugas ku merubah keadaan yang sudah rusak ini ,lantas kau menginginkan siapa untuk memperbaiki keadaan ini dasar pemalas.

Aku bukan pemalas sudah ku katakan aku penyair ,sudah berapa lama kita berteman ? kau masih juga belum paham siapa diriku dasar sial dangkalan.ya ya ya aku tau siapa dirimu seorang pemalas yang selalu berharap di pagi yang makin tak cerah ,berharap bahwa akan ada kehidupan yang lebih baik lagi setelah kau memaki keadaan ,anjing kau, tapi kau tetap sahabat siapa di dunia ini yang mau berteman dengan setan alas dan sial dangkal ,jika pun ada itu hanya basa-basi semata ,ayo kita minum kopi sebelum pagi meninggalkan kita lagi ,dan membuat murung isi kepala. 

Tapi sebelumnya kau cucilah muka dulu tak enak nanti di liat mahasiswi-mahasiswi yang cantik itu ,lantas katanya abang ,eh abang belum cebok muka ya ,lalu dengan ringan kau jawab abang kan penyair ,lantas dengan kuliah singkat kau bercerita tentang negerimu meski kau tak benar-benar paham apa artinya negeri ,lah wong bayar pajak saja kita tak pernah padahal usia telah kepala tiga.

Jendela-jendela kian rapuh kayunya seperti juga keinginanku,entah tentang ,hidup,cita maupun cinta .seperti air yang mengalir terus mengalir waktu berlahan mengikis ingin dan aku kian pasrah kapan kiranya Tuhan kan memanggilku ,tak pantas rasanya jika aku harus pulang ke rumah ,tiap aku pulang yang ku gendong dalam tasku  adalah cerita demi cerita yang tak lagi manis ,kapan kau menikah ,kapan mau kerja .iya nanti jawabku datar ,dunia yang kucintai belum mampu menjawab itu .

Kebohongan-kebohongan panggung seakan menelanku pada kebahagian semu,tapi karunia yang semestinya aku syukuri. mengelutinya lebih dari sewindu dan baru merasakan apa yang kucintainya tak lebih dari tiga tahun lalu setelah bertemu seorang guru yang teramat yakin bahwa jalan kesenian mampu menghidupi para pelaku asal kita yakin .benarkah ? hal itu bisa menjadi rujukan di saat masa sekarang ini .

Hal-hal yang di yakini dan hal --hal yang sepertinya mustahil ,ini jalan sunyi itu yang kerap kita dengar tentang kita ,setelah tepuk tangan maka yang tersisa adalah hutang di warung dan senyum  para security ketika berpapasan sesekali mahasiswa ataupun mahasiswi yang mengenal kita ,jika jodoh ku datang itu pula yang akan kusampaikan padanya ,"sayang ini jalan sunyi mau kah berjalan bersama ku menyusurinya ". 

Ada beberapa kawan entah yang dekat maupun jauh bertanya padaku perihal rezeki ,orang-orang di jaman ku teramat khawatir akan hal itu ,aku cemas dibuat takut imanku terkikis ku katakan pada mereka bahwa Tuhanlah yang memberiku makan ,kadangpun guru ku berkata kucingpun bisa makan masa kita tidak ,sulit menjelaskan nya dengan logika rasional orang kebanyakan ,inilah hidup esok adalah misteri .

Aku dan setan alas dipertemukan disini dijalan kesenian aku dan dia sama-sama menyukai kesenian tapi dengan cita rasa berbeda setan alas begitu memuja kawindra WS Rendra itu terlihat jelas dari puisinya ,dan aku sendiri menyukai puisi sederhana ,puisi yang tidak mendikte namun juga tidak bicara hal-hal yang sulit dicerna oleh  pembacanya ,cita-cita menulis puisiku adalah agar yang membaca puisiku bisa menginjak kepalaku lalu terbang ke langit dengan puisinya. sementara setan alasan menulis puisi karena beliau

Gelisah terhadap negeri yang ia pinjak dan yang bisa ia lakukan hanya menulis lalu menyuarakan di bis-bis tempat biasa dia mencari nafkah.
Aku si sial dangkal dan sahabatku setan alas adalah penyair pinggiran kalaupun bisa disebut penyair ,kami adalah manusia yang di gilas jaman namun tak menyerah.

Zaeniboli
2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun