Mohon tunggu...
Zaenal Abidin el-Jambey
Zaenal Abidin el-Jambey Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Orang Biasa yang ingin terus berkarya

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Klaim Kemenangan yang Terulang

17 April 2019   21:05 Diperbarui: 17 April 2019   21:16 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Lima tahun lalu saat pilpres 2014 tepatnya Rabu 9-7-2014 sore, salah seorang capres beserta para pendukungnya menggelar konferensi pers. Dengan penuh percaya diri pasangan no urut 1 itu mengklaim telah memenangkan pilpres. Klaim kemenangan itu berasal dari hasil hitung cepat lembaga survey di tv one, yakni Puskaptis, IRC dan LSN.

Hasil itu berbeda dengan lembaga-lembaga survey kredibel dan independen lainnya, seperti CSIS Cyrus Network, SMRC, LSI, Indikator Politik Indonesia, Populi Center, dan Poltracking yang hasilnya menunjukkan kemenangan pasanngan nomor 2 yakni Jokowi-JK. Ada yang menarik dari lembaga survey yang bekerjasama dengan tv one saat itu yakni Poltracking Indonesia. Hasil Quick Count yang awalnya akan disiarkan langsung oleh tv one tiba-tiba dibatalkan. Dan ketika dirilis hasil survey baik Exit Poll dan Quick Count sebagaimana lembaga-lemabga survey kredibel lainnya, hasilnya ternyata menang Pasangan Jokowi- Jusuf Kalla.

Nah kembali lagi ke kisah heboh di atas. Setelah konfrensi pers, pasangan no 1 saat itu, yang tak lain adalah Prabowo-Hatta pun langsung melakukan sujud syukur di lantai semen pelataran rumah. Aksi sujud itu pun diikuti oleh para pendukungnya seperti, ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon, dan politisi PPP Ahmad Yani. Di belakangnya, para pendukung ramai meneriakkan asma Allah. "Allahu Akbar, Allahu Akbar. Setelah itu lagu yel-yel kemenangan pun didendangkan.

Namun apa mau dikata, hasil Quick Count di tv one oleh lembaga-lembaga survey yang ditayangkan tv berslogan memang beda itu meleset dari hasil rekapitulasi resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sebagaimana hasil Quick Count lembaga-lembaga survey kredibel lainnya, hasil rekapitulasi KPU juga menunjukkan kemenangan Jokowi-JK. KPU menetapkan Jokowi-JK sebagai pemenang Pemilu Presiden 2014 dengan 53,15 persen suara. Sedangkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa memperoleh 46,85 persen.

Kini setelah 5 tahun berlalu, di pemilu 2019 ini Pak Prawbowo yang berpasangan dengan Sandiaga Uno kembali mengklaim telah menang lagi. Bahkan di jumpa pers sore tadi capres no 02 itu menyebut angka kemenangan exit poll sebesar 55,4 persen, sementara hasil hitung cepat internal menyebut pasangan Prabowo-Sandi meraih 52 persen.

Hasil itu berdasarkan survey internal sendiri. Berbeda dengan tahun 2014 lalu yang diikuti dengan sujud syukur, kali ini tidak. Ia menuding lembaga-lembaga survey yang hasilnya menunjukkan kemenangan Jokowi-Amin sedang menggiring opini. Mudahnya ia tidak percaya dengan hasil Quick Count lembaga-lembaga survey kredibel seperti seperti Litbang Kompas, SMRC, LSI, Indikator Politik Indonesia, Charta Politika, dan Poltracking. Tapi anehnya percaya dan haqqul yakin dengan hasil Quick Count internalnya. Hah aneh kan.

Saran saya, sudahlah belajarlah dari pilpres 2014 lalu. Tak usah klaim kemenagan dulu. Tak usah tuding sana sini. Dicurangilah, survey bohong lah dan lain sebagainya. 

Belajarlah dari pak Jokowi. Meski semua lembaga survey kredibel itu hasil Quick Count menunjukkan kemenangan dirinya, tetap ia sarankan untuk menunggu hasil resmi dari KPU. Kalau memang ndak terima dengan hasil Quick Count, pada banyak lembaga survey kredibel itu, diam tunggu hasil resmi KPU. Protes, ndak terima, silahkan. Tapi tetap sesuai undang-undang yang berlaku. Ngono lho.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun