Mohon tunggu...
Muhammad Asep Zaelani
Muhammad Asep Zaelani Mohon Tunggu... Relawan - Pekerja Sosial Perusahaan, NU dan Gusdurian

Hanya manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Money

Menyongsong Revolusi Industri 4.0

12 Maret 2018   15:44 Diperbarui: 13 Maret 2018   09:13 5487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dunia kita saat ini sedang mengalami perubahan yang cukup radikal. Utamanya didorong oleh perkembangan teknologi yang bergerak sangat cepat. Berbagai inovasi baru datang silih berganti tanpa membutuhkan jeda waktu yang terlalu lama. Baru saja muncul yang baru, sudah muncul sesuatu yang lebih baru. Perubahannya tidak lagi dalam hitungan tahun, namun bisa terjadi dalam hitungan bulan, minggu, hari bahkan jam.

Sekilas, perkembangan teknologi yang terjadi nampak baik, bahkan seperti memanjakan kehidupan manusia. Namun tentu saja, dibalik itu semua, kehadiran berbagai teknologi tersebut secara pasti sedang, telah dan akan terus merevolusi kebiasaan-kebiasaan lama manusia dan menggantinya dengan kebiasaan-kebiasaan yang baru.

Kini, orang bisa berbelanja tanpa harus pergi ke pasar, rapat tanpa harus hadir dalam satu ruangan, melakukan transaksi keuangan tanpa harus pergi ke bank, kuliah tanpa harus hadir ke kampus, memesan makanan tanpa harus keluar rumah, bekerja tanpa harus punya tempat kerja dll. Semua hal tersebut sudah bisa dilakukan melalui satu perangkat teknologi bernama smartphone.

Kita sedang dihadapkan pada sebuah era baru, yaitu era dimana peranan teknologi informasi menjadi sangat dominan dan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Semua hal dalam kehidupan kita saat ini seolah “dipaksa” untuk selalu terkoneksi dengan perangkat teknologi dan internet. Sebuah era yang oleh para pakar disebut sebagai era revolusi industri jilid 4 atau era 4.0.

Dampak dari kehadiran revolusi industri jilid 4 sudah sangat terasa, terutama bagi kalangan dunia usaha. Misalnya saja, fenomena jual beli online yang telah menjadi trend baru masyarakat dalam berbelanja. Penjual dan pembeli tidak lagi hadir secara fisik. Mereka bertemu dan bertransaksi secara online via internet. Dan sudah pasti kehadiran toko-toko online tersebut akan menggerus market pasar retail konvensional.

Kita juga melihat, bagaimana travel-travel biro konvensional harus kelimpungan menghadapi gempuran travel biro berbasis aplikasi seperti Traveloka atau Pegipegi. Perusahaan Taxi konvensional yang harus berdarah-darah dalam menghadapi serangan Grab, Gojek dan Uber yang juga berbasis aplikasi. Atau hotel-hotel berbintang harus bersaing ketat dengan penginapan kelas rumahan yang tergabung dalam jaringan Airbnb, yang menawarkan kamar-kamar penginapan dengan harga yang lebih murah, tentunya juga berbasis aplikasi.

Dalam bahasa lainnya, fenomena yang sedang terjadi saat ini disebut dengan fenomena disruption. Prof. Rhenald Kasali dalam Buku Disruption menjelaskan secara singkat apa itu disruption. Disruption adalah sebuah inovasi yang akan menggantikan seluruh sistem-sistem lama dengan cara-cara baru. Disruption berpotensi menggantikan pemain-pemain lama dengan yang baru. Disruption menggantikan teknologi lama yang serba fisik dengan teknologi digital yang menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru dan lebih efisien, juga lebih bermanfaat. Pada akhirnya disruption menciptakan suatu dunia baru ; digital marketplace.

Banyak pemain bisnis lama yang telah mapan tidak pernah memperhitungan dan bahkan tidak menyadari kehadiran para pesaing baru yang memanfaatkan perkembangan teknologi informasi sebagai bisnis model dalam menjalankan usahanya. Namun secara tiba-tiba saja, kehadiran mereka langsung menggebrak dan merusak dominasi pasar yang selama ini dikuasai pemain lama.

Dampak lainnya, kedepan struktur sebuah perusahaan akan dibuat sangat ramping dan efisien, perusahaan tidak lagi akan merekrut tenaga kerja dalam jumlah yang banyak. Karena beberapa pekerjaan yang dulunya dikerjakan oleh karyawan sudah bisa digantikan dengan berbagai aplikasi atau software. Peran manusia dalam berbagai rantai bisnis secara fisik, akan mulai digantikan dengan mesin atau robot, internet, dan teknologi baru lainnya. Memang menjadi sebuah ironi, karena pada akhirnya manusia akan berhadapan dan bersaing dengan teknologi yang diciptakannya sendiri.

Kita juga bisa prediksikan, kedepannya persaingan untuk mendapatkan sebuah pekerjaan akan semakin ketat. Jumlah tenaga kerja baru yang dari tahun ke tahun akan terus bertambah, sedangkan jumlah lowongan kerja yang tersedia akan semakin berkurang. Sehingga tentu saja, kalau tidak disikapi dengan baik, maka tingkat pengangguran akan semakin meningkat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun