Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Surat Terbuka yang Kedua Buat Mbak Puan Maharani

14 Januari 2023   07:48 Diperbarui: 14 Januari 2023   07:56 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua DPR RI Puan Maharani, Sumber Foto Kompas.com

Assalamualaikum Mbak Puan Maharani. Sebelum lanjut, mengingat tugas Mbak Puan yang sangat berat selaku Ketua DPR RI, saya doakan Mbak Puan selalu sehat, mendapat simpati serta senantiasa beroleh sanjungan dari publik. Dan sebagai rakyat, saya ikut senang jika Mbak Puan bisa menikmati fasilitas yang diberikan oleh negara.

Ini adalah surat terbuka kedua saya buat Mbak Puan. Saya kirim surat demikian rupa, tak punya tujuan lain. Kecuali ingin melihat kiprah para petinggi negeri ini memiliki integritas, berpandangan kawulo dan ikhlas. Saya amati, Mbak Puan punya semua itu. Sehingga tak bisa diragukan lagi, Mbak Puan adalah pejabat tinggi harapan masa depan. Bukan hanya dimasa kini.

Terus terang, saya aktif mengikuti perjalanan politik Mbak Puan lewat berbagai media. Sebenarnya bukan hanya Mbak. Tapi juga terhadap hampir semua pejabat tinggi negara. Terlebih lagi Mbak Puan. Saya ikuti, bukan ingin merebut nikmat yang diperoleh. Mengapa, karena rakyat tak pantas merasakan bahagia yang dialami seorang pejabat.

Tapi sebaliknya jika merasakan duka, masalah atau lagi galau. Kalau untuk kondisi macam begini, rakyat wajib ikut. Mengapa, ya karena memang sudah bagiannya. Pejabat harus punya nasib baik. Sementara rakyat, mau tak mau menerima yang buruk. Begitulah ketentuannya. Ditambah lagi, tak boleh protes. Maksa, siap-siap terima konsekwensi

Dan itulah yang saya alami saat Mbak Puan mengeluh lagi bingung. Tak tahu lagi mesti berbuat apa. Begini salah. Begitu juga salah. Dan sekedar Mbak tahu, saya juga mengalami kebingungan yang sama dengan Mbak Puan. Juga tak tahu harus bagaimana diri ini mengambil sikap.

Sebagaimana saya sarikan dari tayangan Kompas.com 13 Januari 2023 kemarin. Bahwa Mbak Puan merasakan banyak orang tak suka. Tak tahu kenapa masalahnya. Padahal, sudah berusaha kerja benar, turun ke bawah, kemudian kerja lapangan. Menurut saya, ini sebenarnya sudah sesuai rel. Berjalan sebagaimana ketentuan yang ada di regulasi tentang tugas dan fungsi Ketua DPR RI.

Mestinya itu di apresiasi. Dihargai sedemikian rupa. Alias wajib diberi pandangan positif. Dan kalau suatu ketika ada lembaga survei yang tanya-tanya, tentang peluang Mbak Puan ikut rebutan vox pop, baik sebagai cawapres terlebih capres saat pilpres 2024, rakyat harusnya kasih nilai puluhan biji. Ini faktanya malah tidak. Cuma dikasih sekitar dua biji.

Dasar rakyat tak tahu diri. Kasih penilaian kok subyektif sekali. Tak menghargai kerja keras seorang pejabat tinggi negara. Mungkin benar kata Mbak Puan. Kalau dasarnya sudah tak suka, biar bagaimanapun juga tetap tak suka. Sudah lihat apa yang dilakukan, masih saja selalu disalahkan.

Selain tak tak tahu diri, itu juga diskriminatif. Masak yang dapat hasil tinggi cuma politisi kelompok pria. Sedang yang wanita macam Mbak Puan disepelekan. Andai bisa, saya sebenarnya mau protes terhadap perlakuan yang demikian. Agar tak lagi ada beda perlakuan. Sebab apapun jenis kelaminnya, punya posisi yang sama di negeri ini.

Dalam konstitusi disebutkan. Bahwa anggota legislatif merupakan wakil rakyat. Namanya juga wakil, maka apapun yang sedang menimpa rakyat, para wakil tersebut seyogyanya juga harus turut serta merasakan. Caranya, ya turun ke bawah kerja keras. Kalau perlu tiap saat. Sebagaimana telah dilakukan oleh Mbak Puan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun