Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ferdy Sambo Harus Dikasihani, Bukan Dibenci

15 Agustus 2022   06:51 Diperbarui: 15 Agustus 2022   06:52 2175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ferdy Sambo Dikawal Meninggalkan Bareskrim Polri Usai Diperiksa, Foto Dok. Kompas.com/Ronny Ariyanto

Kebetulan, yang akan saya bahas sekarang bersinggungan dengan agama Islam dan Kristen. Dua kepercayaan samawi yang diyakini berasal dari satu sumber yang sama, yaitu Ibrahim atau Abraham. Disebut bersinggungan, karena dalam tulisan ini saya melihat kasus Ferdy Sambo dari kacamata agama saya Islam. Sementara Pak Sambo sendiri beragama Kristen.

Tapi anda para pembaca sekalian harap tenang. Tidak perlu berprasangka buruk dulu. Tidak ada kaitan dengan akidah atau ibadah kok. Apalagi hingga melakukan perbandingan tentang kebenaran keduanya. Sesuatu yang tentu sangat-sangat sensitif. Salah sedikit, bisa bermasalah. Sekali lagi, tidak begitu. Tulisan ini hanya bicara soal penyikapan.

Saya sebagai muslim, berusaha melihat Pak Sambo secara pribadi menurut tuntunan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam keyakinan saya, tuntunan itu sekaligus berfungsi sebagai panduan ketika melihat persoalan yang sedang menimpa umat manusia.

Kasus Ferdy Sambo yang ada hubungan dengan meninggalnya Brigadir Joshua memang sangat menyedot perhatian publik. Hingga kini masih tetap trending. Ya wajar saja. Mengingat obyek yang terlibat merupakan orang “besar”. Seorang Jenderal Polisi berbintang dua. Punya jabatan mentereng sebagai Kadiv Propam Mabes Polri.

Kalau secara kebijakan orang kedua di Polri adalah Wakapolri, maka secara tekhnis orang kedua itu adalah Kadiv Propam alias Pak Sambo itu sendiri. Dilembaga penegak hukum dan keamanan yang punya wewenang menembak ini, tentu jabatan itu membuat Pak Sambo sangat-sangat dihormati. Bahkan bisa jadi ditakuti.

Selain bersinggungan dengan jabatan mentereng, kasus Pak Sambo menjadi trending karena ada kabar juga melibatkan dana cukup banyak. Disebut, terdapat janji hadiah uang ratusan juta hingga miliaran rupiah bagi pelaku yang ikut membantu perbuatan Ferdy Sambo. Dengan beberapa kondisi itu, ditambah pangalaman segudang, sepertinya sangat mustahil Pak Sambo bisa jadi tersangka pembunuhan berencana. Secara logika, rasanya jauh dari akal.

Ditambah lagi dari segi usia yang baru 49 tahun. Tergolong muda untuk ukuran perwira tinggi berpangkat bintang dua. Dengan usia segitu, perjalanan Pak Sambo tentu masih panjang. Punya peluang menjadi orang nomor satu di jajaran kepolisian. Muncul pertanyaan, masak besarnya potensi tersebut dengan sangat mudah ditukar hanya oleh sebuah tindak pidana..?

Itulah yang saya sebut tak masuk akal. Mungkin ada hal lain yang sangat luar biasa, dan posisinya berada jauh diatas sekedar tindak pidana itu. Hingga membuat Pak Sambo berani berbuat nekat. Cuma, untuk yang satu ini, biarkan proses hukum selanjutnya yang akan membongkar jadi terang benderang. Saya tak berwenang mengungkap itu.

Pak Sambo adalah orang terpandang. Kelas sosial dan kedudukannya sangat tinggi. Secara kasat mata, tak terlihat sedikitpun ada celah kekurangan terpatri dari kehidupan Pak Sambo. Hampir sempurna. Tak ada keinginan yang tak mungkin tertolak. Semua kehendak nyaris terjangkau. Namun, justru saat tengah berada pada posisi super power itu, Pak Sambo kesandung “batu”. Jatuh tertelungkup masuk jurang. Hampir pasti tak tertolong.

Dari beberapa ulasan, pandangan dan opini yang beredar kebanyakan mendiskreditkan Pak Sambo. Bahkan ada beberapa diantaranya yang menghujat. Padahal, kalau melihat tuntunan Rosul Muhammad SAW, orang macam Pak Sambo tidak boleh digitukan. Sebaliknya, justru harus dikasihani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun