Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Soal Dukuh Atas, Selesaikan Masalahnya, Jangan Ditutup

29 Juli 2022   07:08 Diperbarui: 29 Juli 2022   08:00 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas Keamanan Atur Lalu Lintas di Lokasi CFW, Foto Dok. Kompas.com/Otomotif

Seiring berjalannya waktu, fenomena Citayam Fashion Week atau CFW di Dukuh Atas terus memunculkan ragam perdebatan. Akibatnya, hingga sekarang CFW masih tranding. Menjadi berita berbagai media dan bahasan beberapa pihak. Harus diakui, adanya serangkaian kejadian di arena CFW belakangan ini, memang patut menjadi sorotan. Mulai dari gangguan kriminalitas, persoalan moral, masalah lalu lintas dan kontroversi pendaftaran ke HAKI.

Meski dibanjiri kegiatan positif seperti pagelaran busana dan pembuatan konten kreatif, Dukuh Atas pun ternyata berkembang menjadi pusat "aktivitas kriminal". Terjadi aksi pencopetan, pencurian, dan perampasan. Kapolsek Metro Menteng AKBP Netty Rosdiana Siagian mengatakan, handphone atau ponsel dan juga tas-tas kecil yang dibawa para pengunjung ke kawasan Dukuh Atas kerap menjadi sasaran pelaku kejahatan. (Kompas.com, 25/7/2022). Masalah lain adalah parkir liar dan kemacetan. Saat jam-jam padat, kemacetan bahkan mencapai hingga 4 Kilometer.

Para model yang tampil di "catwalk" zebra croos tak luput jadi sorotan. Ada pemandangan kurang etis, ketika pria berpakaian mirip wanita. Bukan hanya itu, gerakan yang ditampilkan juga jadi pertanyaan. Lenggak-lenggok melambaikan tangan mirip waria. Maka tidak salah, jika ada yang menilai fenomena CFW juga dimanfaatkan untuk kegiatan "promosi" LGBT. Kata Pak Wagub DKI Riza Patria, "Ada kecenderungan LGBT juga harus kita jaga, jangan sampai anak-anak kita terpapar".(KompasTV, 27/7/2022). Akibatnya, Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat bereaksi. Lembaga milik Pemprov DKI tersebut mewacanakan penertiban. Langkah ini mendapat dukungan dari MUI dan PBNU.

Untungnya, soal pendaftaran ke HAKI atau Hak Kekayaan Intelektual sudah klir. Pada Selasa 26/7/2022, aktor sekaligus YouTuber Baim Wong, resmi mencabut permohonan pendaftaran merek Citayam Fashion Week ke HAKI Kemenkumham. Untuk meyakinkan publik, Baim bahkan menghadirkan konsultan HAKI. Sekaligus sebagai saksi pencabutan tersebut.

Sebelumnya, Aditya Nugroho, yang juga berminat mendaftarkan merek CFW ke HAKI, mengambil langkah serupa dengan Baim Wong. Dia juga melakukan pencabutan. Katanya, "Saya Indigo Aditya Nugroho sebagai perwakilan dari tim KutipanX bermaksud menyampaikan bahwa pada siang hari ini tanggal 25 Juli 2022 pada pukul 14.19 WIB, kami telah mengirimkan surat permohonan pencabutan merek Citayam Fashion Week (CFW) ke Pangkalan Data HAKI". (Kompas.com 26/07/2022)

Meski kerap memunculkan kontroversi, CFW masih terselamatkan. Hingga kini masih jalan. Untungnya, dibalik berbagai masalah, ada pembelaan dari masyarakat luas saat fenomena itu disorot tajam. Pembelaan dilakukan baik terhadap upaya kapitalisasi dan kooptasi, maupun adanya upaya dramatisasi terhadap persoalan yang muncul di CFW.

Nampaknya, masyarakat sayang terhadap CFW. Saat fenomena itu hendak "dikuasai" secara formal lewat pendaftaran ke HAKI, protes langsung bermunculan. Selain disuarakan secara langsung, yang paling kentara adalah lewat medsos. Tahu sendiri kan, bagaimana netizen +62 saat protes. Kalimat yang dilontarkan sungguh pedas tak berperi. Jika tak tahan, bisa-bisa tutup akun atau minimal kabur tanpa jejak.

Baim Wong dan Aditya Nugraha mungkin merasakan itu. Hingga buru-buru melakukan pencabutan. Ini wajar. Mengingat konstituen mereka, meminjam istilah dalam politik, adalah para netizen. Jika tak pandai menampung aspirasi dan mengambil simpati, bakal mengancam jumlah follower. Sekedar dipahami, bagi seorang youtuber, kehilangan follower bisa juga berarti menurunnya potensi jumlah cuan. Hal ini tentu merugikan.

Masih ingat selegram Kazakhstan bernama Dayana, yang banyak ditinggalkan follower usai berseteru dengan Fiki Naki..? Bukan hanya di Indonesia, Fiki Naki youtubers juga beken diluar negeri. Hingga sampai ke Kazakhstan tempat asal Dayana. Sebelumnya, jumlah follower Dayana hanya 200 ribuan. Setelah kenal Fiki, bahkan sampai digosipkan pacaran dan diajak menikah, meningkat jadi 2 jutaan. Lalu gara-gara bertengkar dan dikabarkan putus dari Fiki, follower Dayana merosot tajam. Saat itu, Dayana sampai nangis-nangis minta maaf pada netizen.

Pemerintah nampaknya juga cukup bijak. Meski diiringi berbagai persoalan, tidak langsung melakukan eksekusi ekstrim menutup CFW. Pemerintah hanya melakukan pengaturan. Zita Anjani, salah satu Pimpinan DPRD DKI Jakarta mengatakan, bahwa CFW bukannya ditutup. Tapi difasilitasi agar menjadi fenomena ekonomi yang lebih baik, lebih rapi dan lebih tertata. (SuaraJakarta, 26/07/2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun