Lepas dari soal siapa Capres dan Cawapresnya, dugaan saya, dalam hati kecil presiden cukup senang.Â
Mengapa, karena komitmen KIB sejalan dengan keinginan beliau. Disadari atau tidak, Pak Jokowi sangat berkepentingan terhadap calon penggantinya nanti. Untuk meneruskan visi misi yang pondasinya sudah diletakkan sejak 2014 lalu.
Bagi Pak Jokowi, yang paling urgen untuk diteruskan adalah menjaga keutuhan NKRI.
Salah satu ikhtiar yang dijalankan oleh beliau, yakni mengikis habis gerakan islam transnasional, harus tetap lanjut. Di mana dalam upayanya merebut kekuasaan, gerakan ini seringkali menggunakan cara-cara politik identitas. Selain itu, beliau juga berkepentingan meneruskan pembangunan yang saat ini sudah setengah jalan.Â
Jika sampai putus karena dipotong oleh pengganti beliau, alamat mendatangkan kerugian cukup besar. (Uuntuk materi ini sudah saya tulis di kompasiana. Judulnya: Melihat Kepentingan Pak Jokowi Pada Pilpres 2024. Tayang pada 11 Mei 2022).
Rupanya, KIB menjamin itu semua. Dengan memberi garis bahwa KIB hanya menerima rekan koalisi yang menolak penggunaan politik identitas serta komitmen melanjutkan program-program strategis Presiden Jokowi, saya kira itu sudah cukup sebagai harapan. Meskipun tentunya belum maksimal. Sebab koalisi yang akan muncul nanti, masih belum ketahuan berapa jumlahnya.
Demikian pula, soal visi-misi yang ingin diusung, juga belum kelihatan bentuknya. Apakah selaras dengan KIB, atau malah sebaliknya?