Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bisa dan Biasa Tanpa TV

6 November 2022   10:45 Diperbarui: 7 November 2022   17:30 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dengan bisa tanpa TV, pada akhirnya kami juga biasa tanpa TV (Gambar oleh StartupStockPhotos dari Pixabay)

Masa pandemi Covid-19 yang mendera bangsa dan dunia sejak triwulan pertama 2020 menjadi masa peralihan teknologi di berbagai sektor. Terdapat akselerasi yang luar biasa dalam pemanfaatan teknologi digital di berbagai bidang.

Pandemi memaksa segala sisi kehidupan beralih ke dunia digital yang praktis, cepat dan efektif. Demikian juga dengan televisi yang sejak booming-nya internet sebagai media yang memudahkan segala aktivitas manusia, mulai tidak dilirik apalagi ditonton. 

Dilansir melalui media antaranews.com Perusahaan riset Nielsen mengumumkan hasil pengukuran fase pertama jumlah penonton televisi (TV) analog maupun digital yang naik dari 58,9 juta penonton menjadi 96 juta penonton hingga bulan Juli 2022, atau naik sekitar 70-an persen. [21/07/22].

Meskipun demikian tak dapat dipungkiri bahwa manusia milenial lebih cenderung tidak lagi menggunakan TV. Kecenderungan ini akan berlangsung terus bahkan mungkin beberapa waktu ke depan tidak akan menggunakan TV sama sekali. Hanya beberapa kalangan saja yang akan memanfaatkan media TV ini.

ALASAN TV TAK LAGI MENARIK 

Bergesernya teknologi menjadi teknologi digital membuat tayangan TV tidak lagi menarik. Tawaran tayangan yang lebih cepat, efektif dan menyenangkan terbuka lebar di dunia internet; tidak hanya informasi atau berita terkini tetapi juga acara-acara yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan pengguna berbagai genre dan usia tanpa lagi memindah mindah manual saluran TV melalui remote. 

Beberapa alasan saya pribadi dan keluarga tidak menonton TV, antara lain adalah :

  • Tayangan TV tak lagi mempunyai bobot yang baik, khususnya sinetron-sinetron Indonesia yang monoton, tidak mendidik dan berputar-putar alur ceritanya atau bahasa Jawanya mbulet.
  • Tidak produktif karena penonton fanatik akan menjadi sia-sia waktunya hanya untuk menunggu tayangan favorit mereka, ditambah lagi iklan yang muncul berulang-ulang melebihi durasi tayangan acara inti itu sendiri.
  • Sudah ada media terbuka yang lebih cepat, efektif dan menyenangkan dengan berselancar di dunia internet (YouTube,dan lain-lain) melalui HP atau gadget yang mendukung.
  • Lebih baik kumpul-kumpul dengan keluarga; jalan-jalan atau healing atau mengerjakan hal-hal penting di rumah bersama keluarga.

Nah, hal-hal inilah yang bagi saya dan keluarga merasa TV tak lagi menarik dan menjadi hal penting. Tetapi kembali lagi, setiap pribadi mempunyai pendapat yang berbeda. Yang terpenting adalah segala sesuatu dapat berjalan aman terkendali baik ada TV maupun tidak.

Wikipedia | Penemuan teknologi | Ilustrasi
Wikipedia | Penemuan teknologi | Ilustrasi

BISA DAN BIASA TANPA TV 

Pada akhirnya ketika keempat point dalam ulasan di atas menjadi alasan saya dan keluarga tidak lagi tertarik menggunakan TV, maka lambat laun kami juga bisa tanpa TV. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun