Mohon tunggu...
Yuzelma
Yuzelma Mohon Tunggu... Guru - Giat Literasi

Ilmu adalah buruan, agar buruan tidak lepas, maka ikatlah dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Komposter" Karya Pertamaku

10 Mei 2020   10:12 Diperbarui: 10 Mei 2020   10:12 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pertama kali saya ditawarkan mengajar di program studi teknik kimia, saya menyambut dengan senang sekali, saya merasa klop, karena itulah kompetensi saya sebenarnya. 

Sebelumnya saya diberi jam mengajar pada mata pelajaran  kimia adaptif dan fisika,  membuat saya kurang strategi (Kusta), Lemah sumber (Lesu) dan kurang terampil (kram).

Seiring waktu berjalan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah-rubah, melahirkan ide-ide kreatif itu kunci utama, agar tetap bisa survive  menjadi guru. 

Kondisi yang itu --itu saja membuat saya cepat bosan dan tidak minat, oleh sebab itu saya selalu mencari hal-hal baru yang harus  saya lakukan, baik itu tentang strategi mengajar, bahan ajar dan objek praktek.

Media pembelajaran yang pertama kali saya usahakan adalah komposter pupuk organik cair, berbagai literatur yang saya baca dari buku dan internet, akhirnya saya mengusulkan ke ketua program studi waktu itu agar memenuhi keinginan  saya untuk membuat pupuk kompos cair. Proposal saya disetujui , alat dan bahan yang saya butuhkan sudah dibeli.

Komposter adalah sebuah wadah yang terbuat dari drum plastik  bekas yang dimodifikasi, dengan instalasi pipa yang didesain sedemikian rupa, sehingga disaat terjadinya fermentasi, cairan yang terbentuk bisa masuk ke pipa-pipa yang sudah dilubangi dan keluar melalui kran yang sudah dipasang sebelumnya.

Biasa masyarakat mengenal kompos padat, sekarang saya mencoba berinovasi dengan membuat kompos cair. Dengan dasar pemikiran kalau sampah organik terurai secara alami di lingkungan akan menghasilkan cairan bewarna gelap, dan diperkirakan mengandung zat-zat hara yang bagus untuk pertumbuhan tanaman.

Berbekal sedikit ilmu saya mencoba praktek membuat pupuk organik cair dari limbah organik  yang berada di sekitar sekolah.  Di luar dugaan, kegiatan saya mengumpulkan sampah organik di sekitar lingkungan sekolah mendapat cemoohan dari teman-teman dan bahkan siswa, jarang siswa yang mau  membantu saya saat itu, jangankan mau membantu,  mereka cenderung menjauh kalau nampak saya berada di dekat komposter tersebut.

Sindiran dan cemoohan itu wajar saja terjadi, kalau difikir-fikir kenapa juga saya mau repot-repot mengurus sampah sekolah, toh dibuang saja ke TPA masalah selesai. Siapa juga yang mau bergelimang dengan sampah yang kotor , berbau busuk dan vektor penyakit,  sementara guru seharusnya kan berada di kelas.

Saat itu tertanam suatu konsep di fikiran saya, saya ini  guru kejuruan, keterbatasan sarana praktek di labor sudah menjadikan pembelajaran hanya sebatas teori, hafalan-hafalan, yang dalam waktu singkat hafalan tersebut akan hilang karena ada lagi hafalan baru yang akan mereka kuasai. 

Berpijak pada konsep sederhana saya tentang pendidikan kejuruan (vokasi), praktek secara langsung membuat siswa akan paham lebih banyak dan  ingat dalam waktu yang lama, karena mereka melakukannya sendiri, sehingga kelak mereka bisa mengaplikasikannya di lingkungan, baik semasa dia berada di sekolah maupun setelah dia bekerja nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun