Mohon tunggu...
Yuviandze BafriZulliandi
Yuviandze BafriZulliandi Mohon Tunggu... Jurnalis - Suka Nulis | Suka Sastra | Suka Kamu

Seorang Mahasiswa di Universitas Harapan dan Cinta, yang menginginkan kenangan hangat dari sang pengelana samudera

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Permataku

15 Juni 2019   14:23 Diperbarui: 15 Juni 2019   14:26 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini mewakili sejuta perasaan mimpiYang dipeluk tinggi Menuju galaksi
Biarkan cinta mengalir tanpa sepi
Hingga harapan ini tak menepi

Waktu seperti rasa tanpa jeda

Saat mulut tak lagi ingin berbicara
Saat hati tak lagi mampu menahan rasa
Saat rindu tak bisa diucap dengan kata-kata

Hanya satu
Aku rindu,
Aku rindu,
Aku rindu,
Ingin bertemu

Ingin kupeluk dirimu
Menyelam semua serpihan masa lalu
Menangis terharu diatas bahumu
Tak ingin kau pergi dariku

Saat matamu ingin menangis, pejamkanlah
Saat telinga tak ingin mendengar,bernyanyilah
Saat mulut tak ingin bicara, Cukup hati yang berkata
Saat hati tak lagi mampu merasa,
Bagilah ketulusanmu hanya untuk kita

Tersenyumlah sayang, aku dalam pelukanmu.
Aku mencintaimu,

Engkau tempatku merindu

Permataku,

     

     Puncak Umbul Semarang, 21 April 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun