Mohon tunggu...
Yuthi Marada
Yuthi Marada Mohon Tunggu... Lainnya - Pengelana kata

Kau tidak akan kehabisan kata apalagi kehilangannya. Ikatlah ia dengan penamu.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jatuh dan Bangunnya Akal Sehat

28 Oktober 2022   05:37 Diperbarui: 28 Oktober 2022   09:02 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kesehatan menjadi terlihat sangat penting dan berharga ketika kita tidak mendapatkannya kembali. Semua yang diciptakan untuk kita adalah baik dan bermanfaat sebagai penunjang hidup kita di dunia ini. Namun bagaimana jika ia terlihat sukar. Dari sinilah kita menyadari betapa berharganya tubuh ini. 

Begitu pula akal sehat yang kita gunakan setiap hari sebagai penyaring informasi yang kita dapatkan secara terus menerus. Saking hebatnya ia dapat mengobati penyakit yang serius bahkan didiagnosa sangat berat. "Berkat berfikir positif".

 Lalu bagaimana jika akal yang kita gunakan mengalami sesuatu yang cukup serius dan sangat tidak baik-baik saja. Adakah yang dapat menolong karena sakit yang kita diagnose sendiri. Mungkin kita tidak pernah tahu bagaimana cara kerja otak secara signifikan. Pikiran adalah alat untuk mencapai sesuatu. Bahkan lebih dari itu pikiran dapat membuat dunia lebih damai dan jauh dari tindakan kejahatan karena esensinya.

Menurut Aristoteles akal sehat adalah kemampuan manusia dalam memproses persepsi, indera,ingatan dan imajinasi untuk mencapai berbagai jenis penilaian dasar. Sejak saat itulah akal sehat menjadi pembeda manusia dengan makhluk lainnya. Dan karena itulah kita mesti menggunakannya dengan sebaik-baiknya dan merawatnya dengan cara menjaganya. 

Pola pikir yang benar akan menghasilkan kehidupan yang bahagia dan bersahaja pola pikir yang salah akan sangat berdampak bagi kehidupan pribadi bahkan kesehatannya sendiri.

Dilansir dari beberapa situs, jatuh bangunnya akal sehat disebabkan karena kurangnya ilmu pengetahuan dalam memahami dan memproses bagaimana cara berfikir. Bahkan penyakit kejiwaan pun tak bisa disembuhkan tanpa pola pikir dan hidup yang sehat. Bahkan sebaliknya kondisi pikiran yang tidak sehat dapat membuat penyakit baru yang dapat mengerogoti tubuh.

Menurut saya ini adalah ciri akal yang sedang mengalami destruktif atau matinya akal sehat ; Tidak bisanya menyaring informasi yang baik dan benar dalam pikiran, cara berfikir yang destruktif atau penuh kenegativitasan. Selalu melihat dari sisi pribadinya tanpa melihat dari berbagai perspektif, selalu merasa kurang dan tidak puas terhadap dirinya bahkan kehidupan pribadinya.

Seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan lini masa kehidupan. Manusia mencoba untuk merumuskan permasalahannya kedalam sesuatu yang solutif. Seperti bagaimana menghilangkan perasaan dan pikiran negative.

Menggantinya dengan mengisi kegiatan atau hal yang positif. Menetralkan pikiran negative dengan menerimanya lalu melepaskannya dengan cara yang sehat. Tidak naif dan selalu mawas diri. Selalu sadar akan hal yang dilakukannya. Selau berfikir sebelum bertindak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun