Mohon tunggu...
yustiana yayuk
yustiana yayuk Mohon Tunggu... Administrasi - IRT

emak bekerja yang tak ingin ketinggalan belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Batal Terbang Harus Bagaimana?

9 Februari 2018   10:52 Diperbarui: 9 Februari 2018   11:13 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kembali meneropong ruang tunggu gate F2 terminal 2F Soekarno Hatta, Jakarta-Denpasar

Ada ibu muda yang terlihat nyaman dengan piyama tidur, rasanya memang cocok karena kami akan terbang jam 22.50 WIB, waktu yang memang tepat untuk tidur. Abaikan masalah kepantasan karena di sudut yang lain pun terlihat sekelompok bule dengan pakaian serba minimalis, sangat ironis dengan aku yang berjaket rapat menahan dingin. Kata teman  yang pernah merasakan musim dingin di LN gak usah heran gitu deh knapa mereka gak kedinginan..   dingin versi kita masih kalah jauh dengan dingin versi musim dingin mereka  yang konon sampai suhu minus sekian derajat..,  yaa maklum lah aku kan cah nggunung yang biasa dengan kepanasan di siang hari dan kedinginan di malam hari.

Telah lewat dari jam 23.00 WIB dan belum ada tanda-tanda panggilan boarding, hati mulai terasa gak enak karena paham bandara tujuan ditutup jam 02.00 WITA. Akankah kita menginap di bandara lagi karena penerbangan dicancel..? ( Dua minggu sebelumnya juga dicancel karena alasan yang sama dan para penumpang dibiarkan mencari posisi masing-masing untuk beristirahat hanya bermodal selimut pembagian)

Pengalaman membuktikan bahwa rasa gak enak itu benar adanya. Sejenak kemudian diumumkan karena alasan penutupan bandara maka penerbangan Air Asia QZ 7534  ditunda keberangkatannya dan akan diberangkatkan besok pada pukul 04.30 WIB.  Seluruh penumpang dimohon bla bla bla.. kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini.  Keributan sesaat di counter, gerombolan penumpang mengepung  petugas.  Beberapa reaksi penumpang di sekelilingku (selain yang  menerima dengan pasrah ) ...

  • "Saya gak mau tau, saya harus sampai sana malam ini juga, ini urusan nyawa.. " dst
  • "Harus sekamar dengan orang yang tidak saya kenal? Bagaimana dengan safety saya, bagaimana saya bisa percaya dengan  orang sekamar yang tidak saya kenal?"  "Nanti  satu kamar dengan sesama perempuan bu.." jawab petugas   "iyaa walaupun itu perempuan.. "  ( hemm keren,  suka banget dengan gaya ibu ini..)
  • "Bodo amat..!!, saya minta uang kompensasi sekarang atau transfer ke rekening saya, saya gak mau besok pagi sudah telat masih harus ngantri di loket mengambil voucher.." sambil telunjuknya mengetuk-ngetuk meja counter kemudian menggebraknya.
  • "Aku sudah nurut ya dengan peraturan kalian, kalian telat aku nurut, kalian cancel aku nurut, jadi tolong kalo aku butuh pindah seat jangan dipersulit, sudah langganan tiap pekan sampe jok yang rusak aku hapal pun nomornya.. maasih kau taruh aku di seat 31 deket toilet.. cemaaana inii.. "

Aku? Kecewa? Sedikit.. membayangkan ritme yang berubah dan esok pagi akan terlambat bekerja. 

Marah? Kenapa harus marah tak akan merubah keadaan, nikmati saja prosesnya, semua pasti ada hikmahnya meski ada konsekuensi yang harus kita tanggung.

Saat realita tidak berjalan sesuai rencana dan tidak bisa diubah lagi segera susun langkah alternatif lain, jalankan plan B, bila tak ada plan B segera buat, the show must go on dengan segala kondisi dan resiko. Dan siapkan kelapangan dada seluas samudera andaikan dengan perubahan itu sesuatu hal akhirnya terlepas dari kepemilikan kita, berarti bukan rejeki kita. Selanjutnya bila ini bukan kejadian pertama berarti akan ada kemungkinan kejadian yang sama di hari-hari yang akan datang, so pilih waktu penerbangan lebih awal, sebagai antisipasi pembatalan. Delay mungkin masih terbang di hari yang sama, kalau batal biasanya akan diganti di esok harinya atau malah sampai ada pemberitahuan selanjutnya.

Oiyaa pembatalan penerbangan kali ini semua penumpang diinapkan di sebuah hotel transit, sarapan pagi keesokan harinya dan uang kompensasi sebesar tiga ratus ribu rupiah. Uang kompensasi bisa dibagi dalam bentuk voucher pada hari itu juga atau saat tiba di bandara tujuan, untuk ditukarkan di Bank yang ditunjuk.

Alhamdulillah, selalu ada alasan untuk tetap bersyukur.

yty@dps, 050218

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun