Tak terasa, ide mewujudkan Sekolah Bumi Pancasila, sudah menginjak tahun ke-empat. Sejak pertama kali diterapkan, tepatnya pada 1 Juni 2017. Sebuah ide yang masih dijalankan hingga kini di SMAN 1 Bangsal, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.
Meski pencetus idenya telah berpindah tugas, namun slogan yang menancap di sekolah, masih digunakan. Terutama digunakan para pengurus OSIS dan aktivis ekstrakurikuler. Slogan itu berbunyi: "Pancasila = Selalu Di Hati -- NKRI = Harga Mati -- SMABA = Memang Tak Pernah Mati Gaya!"
Terlepas dari pandangan publik, SMAN 1 Bangsal memang memiliki banyak potensi yang kini dapat dikembangkan. Utamanya dalam memberikan penguatan pendidikan karakter (PPK) dibidang Nasionalisme. Munculnya ide mewujudkan Sekolah Bumi Pancasila, sejatinya juga berawal dari keberadaan PPK.
Alumnus jurusan Pendidikan Biologi IKIP Surabaya (sekarang Universitas Negeri Surabaya, red.) itu sekarang menjadi Kepala SMAN 2 Mojokerto.
Berawal dari diskusi kecil Tim Pembina Kesiswaan bersama dirinya, akhirnya muncul ide-ide brilian dalam implementasi PPK di SMAN 1 Bangsal.
Masih teringat betul, diskusi kecil itu dilakukan usai Upacara Hari Pendidikan Nasional tahun 2017 di ruang OSIS.
Pak Yono, sapaan hariannya, tampak bersama Dian Norma Andika, S.Pd. (Wakasek Kesiswaan), Lutfie Nur Alifah, S.Kom. (Pembina OSIS), Sukariyanto, S.Psi. (Pembina Ekstra Kurikuler dan Guru BK), dan Yuswanto, S.Pd. (Staf Pendamping Tim Kesiswaan). Ngobrol santai pun berjalan guyub hingga fokus pada strategi pembinaan kesiswaan.
Beliau berasumsi, bahwa segenap permasalahan pendidikan, utamanya yang menyangkut perkembangan peserta didik, tentu dapat diselesaikan dengan dasar-dasar agama yang diyakininya.
"Semua ilmu bersumber pada agama. Jadi sangat beralasan bila membimbing anak-anak itu dapat menggunakan dasar-dasar agama sebagai solusi terbaiknya.