Mohon tunggu...
Yuswanto Raider
Yuswanto Raider Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru dan penulis lepas yang lahir di Surabaya pada 14 Februari 1974. Sejak tahun 2005 saya tinggal di Desa Kembangsri Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto

Hobi saya merawat tanaman, traveling, outdoor learning, dan advokasi kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengenal Suyono, Sosok Pencetus Ide Sekolah Bumi Pancasila di Mojokerto

2 Juni 2020   03:27 Diperbarui: 2 Juni 2020   15:31 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak Suyono, S.Pd., M.M.Pd., sang pencetus gagasan Sekolah Bumi Pancasila--dokpri

Tak terasa, ide mewujudkan Sekolah Bumi Pancasila, sudah menginjak tahun ke-empat. Sejak pertama kali diterapkan, tepatnya pada 1 Juni 2017. Sebuah ide yang masih dijalankan hingga kini di SMAN 1 Bangsal, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.

Meski pencetus idenya telah berpindah tugas, namun slogan yang menancap di sekolah, masih digunakan. Terutama digunakan para pengurus OSIS dan aktivis ekstrakurikuler. Slogan itu berbunyi: "Pancasila = Selalu Di Hati -- NKRI = Harga Mati -- SMABA = Memang Tak Pernah Mati Gaya!"

Terlepas dari pandangan publik, SMAN 1 Bangsal memang memiliki banyak potensi yang kini dapat dikembangkan. Utamanya dalam memberikan penguatan pendidikan karakter (PPK) dibidang Nasionalisme. Munculnya ide mewujudkan Sekolah Bumi Pancasila, sejatinya juga berawal dari keberadaan PPK.

Danramil Bangsal mewakili Dandim 0815 Mojokerto,saat menyampaikan penghargaan atas kiprah Bapak Suyono dalam mewujudkan Sekolah Bumi Pancasila--dokpri
Danramil Bangsal mewakili Dandim 0815 Mojokerto,saat menyampaikan penghargaan atas kiprah Bapak Suyono dalam mewujudkan Sekolah Bumi Pancasila--dokpri
Siapa pencetus ide sebenarnya? Adalah Bapak Suyono, S.Pd., M.M.Pd., yang saat itu menjabat sebagai Kepala SMAN 1 Bangsal.

Alumnus jurusan Pendidikan Biologi IKIP Surabaya (sekarang Universitas Negeri Surabaya, red.) itu sekarang menjadi Kepala SMAN 2 Mojokerto.

Berawal dari diskusi kecil Tim Pembina Kesiswaan bersama dirinya, akhirnya muncul ide-ide brilian dalam implementasi PPK di SMAN 1 Bangsal.

Masih teringat betul, diskusi kecil itu dilakukan usai Upacara Hari Pendidikan Nasional tahun 2017 di ruang OSIS.

Pak Yono, sapaan hariannya, tampak bersama Dian Norma Andika, S.Pd. (Wakasek Kesiswaan), Lutfie Nur Alifah, S.Kom. (Pembina OSIS), Sukariyanto, S.Psi. (Pembina Ekstra Kurikuler dan Guru BK), dan Yuswanto, S.Pd. (Staf Pendamping Tim Kesiswaan). Ngobrol santai pun berjalan guyub hingga fokus pada strategi pembinaan kesiswaan.

Bapak Suyono bersama Dian Norma Andika (kaos hitam) dalam sebuah acara--dokpri
Bapak Suyono bersama Dian Norma Andika (kaos hitam) dalam sebuah acara--dokpri
Pak Yono memunculkan ide pertamanya berupa sebuah narasi slogan. Tepatnya berbunyi "Pendidikan Multidimensi Berbasis Religi".

Beliau berasumsi, bahwa segenap permasalahan pendidikan, utamanya yang menyangkut perkembangan peserta didik, tentu dapat diselesaikan dengan dasar-dasar agama yang diyakininya.

"Semua ilmu bersumber pada agama. Jadi sangat beralasan bila membimbing anak-anak itu dapat menggunakan dasar-dasar agama sebagai solusi terbaiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun