Tidak luput dari penglihatanku, ketika senyum manis lembut terlukis di wajahmu tanda permisi. Peron yang tadinya berisik seketika senyap dengan hadirmu, tanpa canggung duduk disebelahku di bangku yang sama. Dengan mengendap endap pandang aku sejenak menyelisik siapa malaikat ini. Digenggammu sebuah gawai lalu berjuntai kabel earphone, anggukan kecil disertai senandung samar, playlist spotify Akad-Payung Teduh, koper didepanmu dengan label CGK.
Setelah cukup data aku segera beralih fokus membaca buku yang sedari tadi menemaniku "One Piece Blue : Grand Data File-Eiichiro Oda". Sepuluh menit lagi Jadwal keretaku tiba, sudah 2 bulan ingin pulang ke Solo, namun jadwal kerja di Jogja padat belum lagi harus kejar target penjualan wajan teflon terpenuhi. Kereta sudah tiba dan cepat-cepat aku menuju gerbong sesuai dengan yang tertera di tiketku.tempat dudukku dekat jendela jadi bisa menikmati suasana perjalanan, aku keluarkan dari tasku sekotak kue pia, lumayan untuk cemilan.
"Lho..mas nya yang tadi". Dari arah kananku asal suara wanita yang tadi duduk disampingku saat di peron. Dan itu menjadi awal perjalanan baru dalam hidupku.
"Mbak nya juga mau ke Solo?".Â
"Iya mas, mumpung libur cuti jadi sekalian mudik ke Solo".
Ternyata si cantik tadi satu tempat duduk denganku lagi. Lalu aku tawarkan kue pia untuk mengawali perkenalan kami.
"Saya Yusuf". Sambil menyodorkan tangan harapkan jabat tangan.
"Owh..nama saya Dian mas". Disambut hangat dengan tangan lembutnya.
Lalu kami pun berbincang ngalor ngidul untuk mengisi waktu di perjalanan menuju Solo. Itulah awal saya bertemu dengan istri saya, Jodoh.
