Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf
Muhammad Yusuf Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika SMP

Guru Matematika SMP

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Karakter Hanyalah Sebuah Mimpi

12 Juni 2020   00:06 Diperbarui: 12 Juni 2020   00:02 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan karakter adalah merupakan program utama dalam pembenahan dunia pendidikan kita saat ini. Presiden Jokowi dengan nawa citanya telah menargetkan adanya revolusi karakter bangsa. Nawa cita tersebut telah diaplikasikan oleh Kemdikbud melalui gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang telah digulirkan sejak tahun 2016 silam.

Ada lima karakter utama yang menjadi prioritas dalam PPK di sekolah, yaitu religius, nasionalis, integritas, kemandirian, dan gotong royong. Kelima nilai PPK tersebut diintegrasikan oleh guru dalam setiap kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran, baik dalam kegiatan intrakulikuler maupun kokurikuler. Demikian juga dalam kegiatan ekstrakurikuler, guru Pembina kegiatan juga harus selalu mengintegrasikan nilai karakter didalamnya.

Dalam implementasinya di sekolah, pemerintah telah memberikan pedoman penyelenggaran PPK tersebut. Guru diberi peran strategis untuk mengelola kegiatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mampu melakukan olah hati, olah rasa, olah piker, dan olahraga. Sehingga melalui PPK, peserta didik akan memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan kelima nilai karakter tersebut.

Nilai religius ditandai terciptanya peserta didik yang taat beribadah sesuai keyakinannya. Nilai nasionalis ditandai dengan sikap peserta didik yang selalu mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau kelompoknya. 

Nilai integritas ditandai dengan sikap peserta didik jujur dan dapat dipercaya. Nilai kemandirian ditandai dengan kematangan siswa dalam mengolah tenaga, pikiran, dan waktunya untuk mewujudkan cita-citanya. 

Selanjutnya nilai gotong royong ditandai dengan sikap peserta didik yang mampu bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan masalah bersama.

Sungguh adalah sebuah kesempurnaan yang luar biasa seandainya kelima karakter tersebut melekat erat dalam setiap individu peserta didik. Bangsa ini akan menjadi bangsa yang sangat perkasa dengan sumber daya yang teramat berbobot dan melimpah. 

Sehingga tidaklah mengherankan kalau Pemerintah berani menargetkan tahun emas 2045, karena saat itu di Negara kita ada banyak sumber daya manusia yang dihasilkan dari gemblengan dunia pendidikan saat ini dan seterusnya.

Namun demikian, keberhasilan gerakan PPK tidaklah semata-mata melalui kegiatan pendidikan. Peran strategis guru sebagai motivator dalam olah pikir, teladan dalam bertindak, serta sumber nilai-nilai moral juga belum sepenuhnya menjamin akan keberhasilan PPK. Situasi yang berlangsung dalam masyarakat dan Negara juga memegang peran sangat strategis dalam mempengaruhi sikap dan perilaku peserta didik.

Sejumlah kejadian yang dewasa ini terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bisa menjadi contoh yang mempengaruhi sikap dan perilaku peserta didik. 

Sejumlah kasus-kasus korupsi yang bisa disaksikan dan didengar oleh peserta didik melalui media social adalah salah satu contoh perilaku yang akan mewarnai kehidupan peserta didik kelak setelah dewasa. Demikian pula dengan adanya sejumlah berita hoax yang beredar dalam media social, yang juga akan mengilhami peserta didik kelak ketika dewasa.

Selain kejadian-kejadian saat ini seperti yang disebutkan di atas, kebutuhan hidup juga mampu menyeret setiap manusia dalam hal-hal yang bertentangan jiwa PPK. 

Kelak setelah dewasa, peserta didik yang kini digemleng dengan PPK juga akan menghadapi permasalahan hidup, terutama masalah ekonomi, yang bisa saja menjerumuskan peserta didik untuk melupakan nilai-nilai karakter yang pernah didapatkannya.

Dua hal tersebut akan menjadi bumerang bagi penyelenggaraan pendidikan karakter saat ini. Contoh masa kini dan tuntutan hidup masa datang akan mengacaukan pendidikan karakter yang kini digalakkan. 

Oleh karena itu, pembangunan ekonomi yang memungkinkan seluruh warga Negara di masa datang menjadi sejahtera harus terus digalakkan. Demikian juga halnya dengan contoh-contoh perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai karakter bangsa saat ini harus sudah tidak terdengar lagi oleh peserta didik kita. Apakah kedua hal tersebut bisa diwujudkan? Rasanya kita hanya bermimpi di siang bolong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun