Mohon tunggu...
Yusup Nurohman
Yusup Nurohman Mohon Tunggu... Penulis - We Love Learn Sociology

pengembara angkringan, masih mencari apa yang lebih dari sekadar materi mari bercengkrama di @yusufseo

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Deforestasi dalam Paradigma Sosiologi Agama dan Fenomena Lingkungan

29 November 2021   12:53 Diperbarui: 29 November 2021   13:29 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 (sumber: infoanggaran.com)

Sebagai sebuah asosiasi maka antara anggota masyarakat maka terjadi kontak, saling komunikasi dan interaksi, saling memerlukan dan pada batas-batas tertentu dan saling bersaing, saling berkorban untuk kepentingan bersama. Kalau tidak ada intervensi luar yang cukup berat, keberadaan ekosistem hutan pada dasarnya adalah stabil dan lestari.

Deforestasi pada dasarnya adalah tindakan manusia yang bertujuan untuk kepentingan aktivitas manusia yaitu mengubah fungsi hutan. Tindakan manusia melakukan deforestasi dapat dinilai dalam pradigma Max weber yang mengatakan masyarakat adalah produk dari tindakan-tindakan individu tindakan dalam kerangka fungsi nilai, motif, kalkulasi rasional. Karena itu penjelaskan tentang sosial berarti harus menyadari kemana tindakan manusia diarahkan.

 Dapat diartikan bahwa manusia dalam melakukan tindakan sosial yaitu dengan mempertimbangkan sisi rasional dan non rasional. Hal ini sejalan dengan tipe-tipe tindakan sosial yang dikemukakan Weber. Weber membedakan antara empat jenis utama dari tindakan sosial zweck rational, werk rational tindakan afektif dan tindakan tradisional

Zweck rational dapat didefinisikan sebagai tindakan di mana sarana untuk mencapai tujuan tertentu dipilih secara rasional. Secara kasar dapat diterjemahkan sebagai "pemikiran teknokratis" artinya kita memikirkan untuk mencapai sesuatu, melakukan sesuatu setelah dipertimbangkan demi mencapai sesuatu tujuan yang sudah kita pikirkan sebelumnya.

 Tindakan nilai (werk rational), mempertimbangkan untuk melakukan sesuatu atas dasar nilai sesuatu itu, artinya kita melakukan sesuatu biasanya mempertimbangkan baik buruknya, bermanfaat atau tidaknya, susah atau gampangnya atau merugikan atau tidaknya sesuatu itu. 

Dalam pertimbangan nilai ini untuk melakukan tindakan biasanya kita memakai barometer agama, norma, budaya dan lainya. Misalnya mendasari tindakan atas nilai agama, orang yang mencari kedaimaian dengan cara berdoa dan berdzikir.

Melalui tipe tindakan sosial sosial Weber, deforestasi adalah manifestasi tindakan rasional instrumental (zwerk rational) yang sudah sangat berkembang di masyarakat. Tindakan rasional instrumental membuat banyak orang terjebak dalam tindakan praktis yang tidak menekankan pada asas humanitas. 

Akan tetapi dengan catatan menurut Sosiologi Kontemporer dasar berpikir rasional instrumental inilah yang membuat orang berpikir mengenai hal-hal yang kongkrit dan perkembangan yang kongkrit yang terkadang memperlihatkan adanya sebuah dominasi.

Melalui paradigma tindakan rasional instrumental deforestasi saat ini sudah menunjukan implikasinya. lembaga-lembaga yang concern pada soal kelestarian hutan. 

Forest Watch Indonesia merilis sebuah data, bahwa selama tahun 2000 sampai 2017, tercatat Indonesia telah kehilangan hutan alam lebih dari 23 juta hektar atau setara dengan 75 kali luas provinsi Yogyakarta.

Ini tidak bisa dianggap remeh. Mengingat pelestarian alam adalah kekayaan dan penyeimbang kehidupan antara manusa hewan dan tumbuhan Dalam agama juga dijelaskan konsep penjagaan keseimbangan ekosistem menjadi sangat penting. Konsep pelestarian alam dalam Islam selayaknya menjadi pegangan setiap muslim melakukan aktivitas yang berhubungan langsung dengan alam atau lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun