SUKSES Timnas Maroko tembus Semi Final Piala Dunia 2022 Qatar dinarasikan sebagai dongeng oleh banyak media asing dan para pengamat sepak bolanya. Dalam menulis berita dan ulasannya.
Sebut saja diantaranya media online dunia sekelas SkySports, CNBC, Mirror, ESPN dan beberapa yang ternama lainnya. Rata-rata memakai kata fairytale atau dongeng dalam judul beritanya.
"FRANCE ENDS Morocco FAIRYTALE!" Tulis judul youtube ESPN FC.
"Fans from all over the world backing Morocco fairy tale". Tulis skysports.com di laman websitenya.
Kata dongeng itu rupanya juga di ikuti oleh banyak media online nasional mainstream.
Contoh, Kompas.com menulis judul terbarunya, "Kisah Dongeng Maroko di Piala Dunia 2022 Berakhir, Walid Reragui: Maafkan Kami."
Portal Group Media Indonesia, medcom.id juga judulnya berbunyi, "Cerita Dongeng di Piala Dunia 2022 Berakhir, Pelatih Maroko Tetap Bangga."
Mengapa di tulis dongeng? Bisa jadi alasanya karena sukses Timnas Maroko di Piala Dunia dianggap seperti kisah dalam dunia dongeng. Yang tidak mungkin terjadi menjadi terjadi. Yang kecil mengalahkan yang besar. Kancil mengelabui buaya, misalnya.
Mungkin juga karena alasan key word SEO (Search Engine Optimization), sehingga algoritma Google mudah membacanya. Karena kadung ada yang memulai dengan kata dongeng dan disukai. Sebuah trend menulis "jaman now". Menulis didikte robot engine.
Atau semata-mata kata dongeng itu terdengar elok. Ngepas jika dipakai untuk mengabarkan kisah sukses nan epic kapten Timnas Maroko, Romain Saiss dan kawan-kawannya di Piala Dunia 2022 Qatar.
