Di Bawah Telapak Kaki Pemain Sepak Bola

Ada apa di bawah telapak kaki pemain sepak bola? Pastinya bukan surga seperti isyarat untuk telapak kaki seorang ibu bagi anak-anaknya. Sebagaimana pesan sebuah hadist Rosullullah Muhammad SAW berlabel hasan riwayat An-Nasa'i, Ibnu Majah dan Ahmad.

Bicara telapak kaki pemain sepak bola itu bicara kesenangan dunia. Sementara bicara telapak kaki seorang ibu itu bicara langitan. Perbedaan kemuliaannya tegas. Beda dan sangat jauh. Seperti perbedaan antara bumi yang hanya debu diantara galaksi semesta dan langit yang maha tinggi dan luas menaungi berbagai galaksi yang ada. 

Tapi, dalam skala urusan dunia, kaki pemain sepak bola juga keramat. Mahal, terjaga dan terhormat. Dari mulai telapaknya, jejarinya, tempurung, engkel, betis, lutut dan tulang-tulangnya, punya nilai tak main-main bagi pamor seorang pemain, klub dan negara di kancah global.

Buktinya. Sudah lebih dari 2 pekan ini, sejak 20 November lalu, hampir 4 milyar penggemar sepak bola dari 8 milyar penduduk bumi, dilenakan oleh kaki-kaki para pemain sepak bola terbaik dunia yang saat ini berlaga di Piala Dunia 2022 Qatar. 

Kalau bukan karena kaki para pemain yang bergerak dan berlari kesana-kemari mengejar dan menguasai bola untuk kemudian ditendang menjadi gol, apa coba yang menarik dari sepak bola untuk setengah penduduk bumi itu...?

Sundulan atau sentuhan bagian badan berbuah gol pun, terjadi karena topangan kaki. Intinya tak ada sepak bola tanpa kaki. Namanya saja sepak bola. Football. Olahraga atau permainan yang bolanya disepak oleh foot.

Kaki pemain sepak bola itu tak main-main. Harus dibentuk dan dipelihara sejak dini. Sejak usia pembinaan 8 tahun hingga 16 tahun. Sampai akhirnya kaki-kaki para pemain sepak bola itu mampu membius penggemar sepak bola karena variasi gerakannya yang membuahkan gol.

Kaki pemain sepak bola jika di-monetize jadi industri, juga bisa membuat sang pemilik kaki dan klubnya ternama dan kaya raya. Termasuk negaranya ikut diuntungkan karena pamor prestasi pemainnya dan devisa industrinya yang terbangun. Padahal di salah satu buku Gary Lineker, bintang sepak bola Inggris, di tulis bahwa hampir semua kaki pemain sepak bola, khususnya bagian dari engkel ke telapak, tidak ada yang bagus. Buruk rupa. Rata-rata bentuknya aneh dan tidak simetris. Jari menekuk, kuku pecah dan kulitnya kasar.

Namun, walau buruk rupa, dengan kakinya tadi malam, Kylian Mbappe berhasil membuat gembira rakyat Prancis dan penggemarnya di seluruh dunia. Sekaligus membuat menangis rakyat Polandia dan penggemarnya karena kekalahan 3 -- 1.  Dimana, 2 gol Prancis ke gawang Polandia dilesakan oleh kaki Mbappe dengan sangat keras, tanpa ampun.

Mbappe yang 20 Desember nanti genap 24 tahun adalah topskor sementara piala dunia saat ini dengan 5 gol. Dia masih sangat mungkin menambah koleksi golnya. Jika kakinya terjaga kesaktiannya, selanjutnya, Mbappe bisa menjadi pemilik kaki atau pemain sepak bola berpredikat sebagai pemain termahal teratas di dunia.