Mohon tunggu...
Yusuf Cahyono
Yusuf Cahyono Mohon Tunggu... Freelancer - Suka menulis danembaca

.Hidup Harus Berkontribusi...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Percakapan Ilalang

22 September 2021   11:49 Diperbarui: 23 September 2021   22:18 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi puisi percakapan ilalang. Sumber: Ahmad Romadhon/pixabay.com

Tubuh menjuntai
Bersilangan bagai temali
Meninggi seberapapun
Kita adalah ilalang
Ada namun tiada
Kadang teroyak angin
Dan sesakali jejak langkah

Kita disibak
Dibelah lalu sebagian terinjak
Bahkan ada yang ditebas kapak
Kita pun rebah tiada mampu teriak
Hilang hidup hilang hak
Nasib kerap berpihak

Lantas apa maksud kita dihadirkan
Sebatas pajangankah?  
Atau hanya pelengkap penderita?
Kita hidup dan bernafas
Namun tak beruang
Tak menetap penuh

Kita adalah ilalang yang malang
Tumbuh di bumi yang sama
Menghirup nafas yang sama
Minum dari air tanah sama
Namun tidak ditakdir yang sama...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun