Mohon tunggu...
Yusuf Cahyono
Yusuf Cahyono Mohon Tunggu... Freelancer - Suka menulis danembaca

.Hidup Harus Berkontribusi...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Harmoni Telaga Hati

20 September 2021   11:27 Diperbarui: 20 September 2021   12:08 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada percik air ku ucapkan lara
Teriris sepi
Sejak kau memilih berai
Kau padamkan bilik mesra
Ruang dimana
Nafas cinta bermuara
Latas berujar
Kau membosankan!

Ketahuilah..
Kepergianmu adalah kiamat kecilku
Aku luluh berduka
Rontok  berderai
Kukatamkan tangis bisu
Sampai aku pahami
Langit tak mendengar
Bumi enggan bertutur

Di ladang ilalang
Batang batang kering tetap menyeringai
Meski bulan berguman panjang
Angin tetap beriring seni
Menegarkan kehampaan tanpa ujung
Sampai batas batas aku sadar diri
Inilah perjalanan
Inilah kenyataan
Yang mesti kugenggam...

Lantas harmoni kupinta
Pada apa?
Pada telaga jiwa
Yang palungnya masih terjaga
Tentang khayalan khayalan
Bahwa..
Cinta datang dan pergi
Biarlah menjadi cerita
Peluklah yang singga
Dan relakan
Yang memaksa pergi....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun