Mohon tunggu...
Yusuf Blogger
Yusuf Blogger Mohon Tunggu... Guru - Menulis berbagai karya tulis di laman blog

Menulis tidak hanya menulis, menulis tidak hanya hasil dari membaca, dan menulis juga tidak asal merangkai kata. Namun menulis adalah gerakan hati untuk mengekspresikan diri melalui verbalis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kabut Harapan

25 Februari 2020   17:23 Diperbarui: 25 Februari 2020   17:22 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perasaanku Hampa Seiring Waktu Berjalan

Semakin Bingung Tak Kenal Arah

Mau Berjalan, Ku Mulai Dari Mana

Tetap Berdiam, Ku Tak Kuat Dengan Zona Nyaman

Hatiku Gelap Bagai Tertutup Kabut

Hingga Cahaya Mentari Tak Dapat Menembus Batinku

Walau Dipenuhi Embun Penyejuk Jiwa

Namun Hati Ini Lambat Laun Justru Membeku

Mungkin Butuh Waktu Tuk Cairkan Suasana

Mengikis Luka Dengan Kabut Harapan

Membuka Lubuk Dalam Untuk Jalani Kehidupan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun