Mohon tunggu...
Yusuf Azka
Yusuf Azka Mohon Tunggu... profesional -

belajar dan berbagi di http://yusufanas.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Nulis Lagi Ah....

22 Juni 2011   16:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:16 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="612" caption="sumber: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=57859709896&set=a.464229794896.243071.57859554896&type=1&theater"][/caption] Setelah hampir dua bulan ini tidak nge-post tulisan di Kompasiana, dan baru sekarang terpikir lagi untuk coba menulis setelah sempat ikut terpengaruh oleh postingan--yang sudah diblokir--tentang seorang ayah yang menggendong jenazah putrinya. Pertama kali membaca tulisan itu--di layanan jejaring sosial yang lain--saya trenyuh sekali. Sendi-sendi serasa lunglai. Mata mulai pun berkaca. Tapi, saya segera meng-copy judul tulisan teman tersebut dan mem-paste-nya di search engine google. Tak lupa, saya juga menambahkan nama penulis awal yang ikut di catatan teman yang saya baca tersebut: Johnwilli. Dan hasilnya, muncullah beberapa link yang terkait dengan tulisan tersebut. Tentu saja. Akan tetapi, yang justru menarik perhatian saya adalah link tentang respon admin Kompasiana terhadap klarifikasi dari pihak RS Cipto Mangunkusumo terkait dengan kebenaran berita tragis tersebut yang beredar di awal Juni tersebut. Setelah saya membaca respon admin Kompasiana tersebut, saya pun mulai merasa sedikit baikan--sebab, kisah tragis di dalam tulisan tersebut sungguh memilukan: Alasan apa yang membuat Pak Supriono layak mendapatkan perlakuan sedemikian? Saya benar-benar hanya merasa sedikit baikan. Sebab, menurut saya, terlepas dari apakah peristiwa tersebut sudah terjadi seminggu, sebulan, bahkan sepuluh tahun yang lalu, tidak sepantasnya seorang warga negara--terlebih lagi sebuah negara yang katanya sudah masuk dalam kelompok dua puluh negara berkembang--mendapatkan perlakuan setimpang sedemikian. Kembali pada postingan yang sudah terlanjur menyebar tersebut, saya pun mencoba membuka salah satuthread di kaskus yang ikut menyebar-luaskannya. Di sana, saya menemukan alamat http://bit.ly/lGJWqE di ujung thread, yang ternyata merujuk pada alamat Kompasiana di http://m.kompasiana.com/post/regional/2011/06/18/tragis-menggendong-jenasah-anak-dari-rscm-sampai-bogor-karena-tak-mampu-bayar-ambulance/yang menampilkan postingan saudara Johnwilli secara utuh. Saya pun segera menuliskan pesan kepada admin yang manyatakan bahwa saya masih bisa mengakses tulisan tersebut. Kemudian, admin pun melakukan perbaikan dan kini alamat tersebut sudah tidak bisa diakses lagi. Ada satu hal yang membuat saya kagum pada saudara Johnwilli, yaitu kejeliannya memanfaatkan kesamaan tanggal bulan Juni di tahun 2005 dan 2011! Saya kira ini salah satu faktor "kesuksesan" postingannya menyebar secara cepat di berbagai jejaring sosial. Ya, admin Kompasiana memang telah melakukan usaha maksimal untuk meredam "perkembangan" postingan yang sudah diblokir tersebut, hanya saja admin memiliki otoritas terbatas terhadap penyebaran postingan tersebut di pelbagai jejaring sosial lain. Dan akhirnya, kisah-kisah tragis seperti ini akan terus menarik perhatian kita yang memang memiliki kemampuan untuk ikut merasa sedih. Bagaimanapun juga, setidaknya kita memang tidak bisa abai terhadap permasalahan sedemikian, karena bisa jadi ada Supriono-Supriono lain di sekitar kita. Sehingga, biarlah kisah Pak Supriono itu abadi di benak kita.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun