Mohon tunggu...
Yusuf Ari Bahtiar
Yusuf Ari Bahtiar Mohon Tunggu... Freelancer - Sabar iku ingaran mustikaning laku

Nikmati proses dan syukuri Nikmat yang telah diberikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Wang Sinawang yang Masih Melekat

9 Januari 2023   09:05 Diperbarui: 9 Januari 2023   14:26 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehidupan manusia ibarat sebuah drama yang lebih nyata daripada drama yang terekam dilayar televisi. Seolah-olah kehidupan itu mudah dan banyak hal yang sangat menyenangkan. 

Seperti di drama Kor**, banyak adegan romantis yang membuat setiap kaum hawa luluh dengan pandangan penuh kasih. Ketertarikan drama yang penuh epik dan pesona. Meluluhlantakkan kerasnya hati dan berharap dialah peran itu. Terlihat sederhana tapi memang diakui dapat menarik simpati.

Baca Juga: Kehidupan Ibarat Roda Berputar

Benar saja, pada kenyataannya drama yang sangat elok itu membutuhkan perjuangan yang berat, dari mulai pembuatan naskah hingga syuting. Membutuhkan dedikasi yang sangat mendalam dan penuh penghayatan. Menghayati sebuah peran tidaklah semudah yang terlihat, terkadang harus menahan rasa geli, tertawa, lucu dan kecewa. Intinya, banyak hal yang menjadi cerita lucu untuk diceritakan.

Sobat,

Baca Juga: Tak Akan Melarat Orang yang Hidup Sederhana, Tak Akan Rugi Orang yang Sedekah

Kehidupan di dunia nyata memang terkadang kurang menyenangkan dan tak jarang yang membuat hati kurang puas. Bagaimana tidak..? Ya, itu karena masing-masing orang memiliki pandangan yang berbeda satu sama lain. Istilahnya "Wang Sinawang", artinya sesuatu yang terlihat menyenangkan, bagi pelakunya itu bisa jadi hal yang membuat dirinya harus berdarah-darah untuk membangun atau memperoleh nikmat itu.

Hidup itu kalau dirunut sangat banyak problematika yang dihadapi. Mulai dari masalah yang kecil yang dibesar-besarkan, bahkan masalah besar yang dianggap sepele. Oleh karenanya, mensyukuri nikmat yang telah diberikan itu menjadi modal utama. Tanpa rasa syukur, sesuatu nikmat yang banyak pun akan terasa sangat kecil dan merasa kurang.

Baca Juga: Mie Ayam: Legenda Kuliner Sepanjang Masa

Pada dasarnya, ketidakpuasan manusia itu muncul secara alami. Manusia diberikan hawa nafsu dan akal pikiran, semua itu tergantung pelaku dalam merepresentasikan sifat manusiawi. Ketika nafsu besar dan tak terkontrol dengan baik, hanya akan membuat rugi dirinya sendiri. Namun, terkadang hal itu menjadikan hikmah dan peringatan untuk orang lain, supaya bisa mengolah dan mengendalikan diri sendiri. Senantiasa selalu dekat dengan Pencipta.

Ketika seseorang mau bersyukur, maka nikmat tersebut akan ditambah (QS. Ibrahim ayat 7)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun