Mohon tunggu...
Yusuf Ari Bahtiar
Yusuf Ari Bahtiar Mohon Tunggu... Freelancer - Sabar iku ingaran mustikaning laku

Nikmati proses dan syukuri Nikmat yang telah diberikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup Itu Bebas

25 Juni 2020   14:50 Diperbarui: 25 Juni 2020   14:45 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap orang pasti tahu, bahwa hakikinya hidup itu bebas. Segala hal yang ingin dilakukan itu boleh saja. Tak ada yang bisa melarangmu untuk melakukan apa yang kamu sukai. Benar-benar seperti burung dilepas diudara, yang bisa terbang kesan kemari melihat berbagai pemandangan yang menakjubkan. Sesuatu yang tak bisa kamu temui didunia rumah. Beda dong anak rumahan, yang hanya nonton TV, memutihkan kulit dan tak tahu apa yang harus dilakukan.

Siapa bilang anak rumahan enggak bebas seperti temannya yang bisa pergi ke gunung, traveling ke tempat wisata yang menarik? Kalian pasti tau dong, sesuatu yang indah dan menyehatkan itu ketika bisa melihat ciptaan Tuhan yang Maha Luas. Sungguh, ini adalah hal luar biasa yang dikaruniakan pada kita sebagai makhluk.

Bebas itu tak bisa diganggu gugat, iya kan pastinya seperti itu. Sekarang kita coba bayangkan, seekor burung yang terbang bebas itu apakah bisa selamanya menikmati keindahan alam, bisa terbang sejauh mata memandang. Tentu saja bisa asal memenuhi syarat. Seperti burung cenderawaih, kenapa hanya bisa hidup di bumi Papua. Kalau kita pindah ke luar sana bagaimana, apakah bisa hidup? Kemungkinan bisa, tapi ya perlu adaptasi kan.

Begitu pula anak rumahan yang konon ingin bebas keluar, tapi ada sekat penghalang yang memagarinya. Banyak sekali jenis sekat itu, tentunya hanya dipahami oleh yang bersangkutan. Padahal anak rumahan bisa saja diajak keluar menikmati indahnya alam. Disini hanya satu syaratnya yaitu ada yang mengajak dan pas ada bekalnya.

Susah memang mengajak anak rumahan yang sudah terlanjut tidak suka futsal, itu contohnya. Pasti ada rasa yang tidak enak dalam hati si anak. Ya kita kembalikan ke orangnya saja, tidak semua anak seperti itu. Terlalu mendalami perasaan malah membuat dia tidak berkembang. Namun, disisi lain bisa saja menemui perkembangan yang lain. Dunia boleh beda, tapi sesama manusia harus selalu kenal dan perhatian.

Memikirkan diri sendiri saja sudah susah ya kan, apalagi suruh mengajak anak yang kolot akan pendiriannya, susah diajak maju dan selalu ingin berada di zona nyaman. Sekali pun diajak pastinya dia tak bisa membaur dengan baik, mudah bosan dan malah membuat kita malas mengajaknya lagi. Serba susah juga, ingin mengajak bareng tapi dianya tidak mau diajak, terus bagaimana dong?

Kondisi seseorang tak bisa dipaksakan, biarkan dia bebas melakukan apa saja yang diinginkan. Tentunya tetap dipantau dan terus diajak, dan jangan ditinggalkan. Karena kesedihan seorang anak rumahan itu ketika sahabatnya menjauh darinya, seakan dia hanya sendiri dan terlalu tergantung dengan kebersamaan. Ini yang paling susah dihindari, ketika sudah rindu, inginnya selalu bersama, padahal usia sudah semakin dewasa dan perlu memikirkan bagaimana bisa hidup layak dan mendapatkan pekerjaan.

Hidup itu tidak bisa ditebak,  akan tetapi bisa direncanakan. Rencakan apa yang ingin kamu lakukan, kembali ke bebas. Semua bebas, yang penting itu mau berusaha mewujudkannya. Semakin banyak hal yang ingin kamu lakukan, semakin pusing dan bingung pula membagi waktunya. Kamu hanya perlu memilah mana yang bisa dilakukan dan perlahan tapi pasti.

Teori sih mudah diucapkan dan mau bilang apa kok kayaknya gampang banget. Menjalaninya justru lebih ribet dan pusing, banyak kondisi lain yang saling berkesinambungan, saling terkait. Jika tak ada halangan pun kamu bebas melakukan rencanamu, tapi adanya aturan dan kebijakan lain harus membuatmu lebih cermat dan bijak.

Kebebasan itu tak seluruhnya bebas, ada aturan dan protokol yang harus dipersiapkan. Kamu mau nikah apa langsung sah begitu saja? pastinya tidak kan, ada proses dan tahapan yang harus dilalui. Nikmati prosesnya dan jangan terlalu ingin instan. Luangkan waktu untuk selalu ingat pada Sang Kuasa dan meminta pertolongan kepada Beliau. Sebaik-baiknya tempat meminta dan memohan pertolongan hanyalah beliau. Semangat buat kawanku yang baru diujung kebuntuan, tak tahu arah kemana yang hendak dituju, selalu ingat bahwa Tuhan selalu bersama kita. Tuhan tidak akan merubah nasib kita selama kita tak mau berusaha. 

Semangat kawanku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun