Mohon tunggu...
Yusuf Adi
Yusuf Adi Mohon Tunggu... Human Resources - Deep Thinker, Educator, Endless Learner, Positive Contributor

Terus belajar hal baru untuk berbagi dan berkontribusi positif kepada lingkungan dan masyarakat di sekitar saya. Terima kasih sudah membaca dan memberi dukungan!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Nelangsa Tim All England Indonesia 2021 dan Emergency Preparadness for Athletics BWF yang Mandul

19 Maret 2021   12:18 Diperbarui: 20 Maret 2021   20:00 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PBSI juga seharusnya memiliki manajemen resiko yang lebih terencana. Salah satunya dengan melakukan risk sharing atau pembagian risiko. Belajar dari kasus ini, maka kedepan sebaiknya atlet tidak berangkat dalam satu pesawat atau kumpulan untuk menghindari kejadian seperti di All England ini.

Hal ini pernah dilakukan oleh kontingen asal China yang akan bermain di ajang eSports PUBG Mobile Global Championship (PMGC) 2021 pada Januari lalu. Skuat Nova XQF melakukan penerbangan dalam dua kloter. Para pemain Nova XQF yaitu Paraboy, Cat dan Coolboy menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap dalam penerbangan pertama. Begitu juga dengan King, Jimmy, dan Order yang menyusul kemudian.

Tim Nova XQF
Tim Nova XQF

BWF yang Mandul dan Tidak Memiliki Daya

Kritik deras juga dialamatkan ke BWF karena seolah-olah tidak berusaha dan tidak memiliki daya sama sekali dalam bernegosiasi dengan NHS. Padahal seharusnya ini bisa dicari solusi 'jalan tengah' sehingga tidak merugikan pihak-pihak tertentu, khususnya para atlet yang diundang ke negara 'Tiga Singa' tersebut. Bahkan seluruh atlet Indonesia siap jika harus di swab PCR setiap hari selama berkompetisi. Nah lho...

Dalam Pernyataan resminya pun, BWF hanya memberikan pernyataan formal dan menekankan aturan kunjungan yang berlaku dari Pemerintah Inggris tanpa memberikan solusi apapun. Bahkan hanya sekedar untuk meminta informasi yang jelas dan transparan data penumpang yang positif dalam penerbangan tersebut pun tidak dapat diberikan oleh BWF.

Ini menunjukkan BWF hanya mengorganisasir kompetisi secara standard tanpa memiliki sense of empathy kepada pihak-pihak yang dirugikan dalam insiden ini.

Lemahnya bargaining ini tentunya menjadi preseden buruk kedepan dalam kompetisi lainnya, dimana kepercayaan terhadap BWF akan memudar karena dianggap lemah dalam mengupayakan terjadinya kompetisi yang dinilai fair dan safe selama Pandemi.

BWF wajib melakukan evaluasi secara menyeluruh bagaimana sistem kompetisi harus diintegrasikan dengan Protokol Kesehatan baik dari Pemerintah Negara setempat ataupun dari BWF itu sendiri.

BWF seharusnya juga bisa belajar dari Organisasi Olahraga lainnya yang sudah lebih dulu bereksperimen dan menjalankan kompetisi selama pandemi, seperti Premier League di Inggris, Liga Champions di Eropa, NBA di Amerika Serikat, UFC, MotoGP dan masih banyak lagi kompetisi olahraga lainnya yang sudah beradaptasi selama pandemi.

Terlepas dari itu semua dan gegernya bencana olahraga untuk Indonesia yang sampai disorot juga oleh media internasional, satu hal yang harus kita lakukan bersama-sama yaitu tetap memberikan dukungan penuh kepada Atlet Badminton Indonesia yang saat ini dalam kondisi kalut dan kecewa untuk bisa melupakan pengalaman pahit ini dan 'balas dendam' di kompetisi selanjutnya.

Ideologi dan Fanatisme rakyat Indonesia tidak akan luntur hanya karena bencana ini, justru akan membangkitkan gelora semangat untuk membuat Badminton Indonesia tetap bergema seantero dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun