Mohon tunggu...
Yustinus Sapto Hardjanto
Yustinus Sapto Hardjanto Mohon Tunggu... lainnya -

Pekerja akar rumput, gemar menulis dan mendokumentasikan berbagai peristiwa dengan kamera video. Pembelajar di Universitas Gang 11 (UNGGAS)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jurnalisme Smartphone

7 November 2014   19:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:23 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Banyak orang mengatakan ‘wartawan’ begitu melihat satu sosok yang sibuk kesana kemari menenteng kamera DSLR atau Camcoder. Namun seiring dengan waktu kehadiran seseorang dengan kamera DSLR misalnya tak lagi menjadi istimewa. Perkembangan teknologi telah melahirkan konvergensi yang membuat beragam fungsi alat disatukan dalam sebuah perangkat.

Salah satu alat yang multifungsi adalah smartphone, alat komunikasi yang bukan sekedar untuk bertukar bicara atau pesan melainkan kaya dengan fungsi lainnya. Dalam sebuah smartphone telah dicangkokkan fungsi mereka suara, gambar dan video. Juga aplikasi untuk mengolah data baik tulisan maupun dalam bentuk lainnya. Dan yang paling penting dengan smartphone seseorang bisa terus menerus online apabila tersedia jaringan dan paket data.

Maka tak mengherankan lagi jika kini dalam berbagai peristiwa, seorang narasumber dirubung oleh sekelompok wartawan yang ringkas karena hanya menyodorkan berbagai jenis smartphone untuk proses wawancara. Dan apa yang disampaikan oleh narasumber bisa segera dibaca atau disimak oleh pengkonsumsi berita.

Kalau bicara kecepatan berita, atau kecepatan memberitahukan kepada khalayak perihal hal tertentu, dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi maka apa yang diberitakan bukan sekedar yang baru terjadi melainkan hal-hal yang tengah terjadi. Ibaratnya yang disebut siaran live, real time tak lagi butuh berjibun alat dan sumberdaya lainnya, kini siaran langsung bisa dilakukan lewat perangkat yang bisa digenggam dengan tangan.

Kehadiran smartphone juga memperluas kesempatan kepada khalayak untuk mempraktekkan jurnalisme kewargaan. Siapapun bisa meliput dan kemudian menyebarluaskan berita. Spektrum berita terutama di dunia maya menjadi sangat luas. Lewat berbagai aplikasi sosial media setiap orang bisa menjadi pewarta, menyampaikan kabar pada lingkaran perkawanannya yang kemudian menyebar apabila mereka yang menerima kabar kemudian turut berbagi berita.

Kecepatan penyebaran berita di dunia maya memang tak tertandingi oleh media tradisional macam koran atau majalah, juga media berteknologi modern seperti radio dan televisi. Berita di dunia maya tak lagi dibatasi wilayah siaran, daya jangkauan atau wilayah distribusi. Begitu ter-publish maka siapapun dan didunia manapun selama terhubung dengan paket data atau internet akan bisa mengaksesnya.

Namun berita sesungguhnya bukan semata soal kecepatan, ideal yang terkait dengan berita adalah akurasi atau fakta yang teruji. Kecepatan yang abai pada akurasi menjadikan sebuah berita diragukan kebenarannya atau tidak mendapat pertimbangan yang cukup terkait dampak yang ditimbulkan di masyarakat. Seorang pewarta idealnya harus mempunyai pertimbangan lain dalam melakukan pemberitaan, bukan semata pada benar salah melainkan juga apa akibatnya jika kebenaran itu dipublikasikan.

Akurasi, verifikasi atau penelusuran yang lebih dalam menjadi tantangan tersendiri dalam jurnalisme smartphone. Tak mengherankan jika kemudian jurnalisme yang berbasis smartphone kerap menimbulkan kehebohan-kehebohan. Apa yang kemudian dipercaya sebagai benar, ditelan mentah dan kemudian disebarluaskan. Semua serba ingin menjadi yang pertama. Dan apabila kemudian yang disebarluaskan tidak benar atau tidak tepat maka masyarakat terlanjur sudah dibuat heboh.

Masyarakat yang kerap ditimpa kabar heboh dan kemudian tidak benar lama kelamaan akan menjadi tidak sensitif lagi pada berita. Kabar kematian, kecelakaan, prestasi atau bencana besar lainnya kemudian menjadi berita yang biasa-biasa saja. Atau andai kemudian benar maka ‘kehebohannya’ hanya sebentar saja, berlalu begitu saja tanpa kesan yang dalam.

Kecepatan yang mengabaikan akurasi serta kedalaman hanya akan membuat informasi yang disampaikan bersifat yang terlihat di permukaan, berita terjebak dalam gejala symptomatik, apa yang kelihatan belaka. Padahal kita tahu di balik sebuah kejadian atau peristiwa selalu ada latar yang mendahuluinya.

Smartphone dengan segala kelebihannya tentu saja patut disyukuri karena membuka kesempatan yang lebih luas untuk melakukan pemberitaan. Siapapun kini bisa menjadi pewarta, memuaskan dahaga dan keingintahuan masyarakat luas. Namun yang perlu disadari berita bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan akan sensasi atau kontroversi belaka. Berita atau informasi diperlukan untuk menyehatkan kehidupan bermasyarakat, menambah pengetahuan, menyadarkan akan risiko atau ancaman tertentu serta memberi hiburan yang menyegarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun