Mohon tunggu...
Yustinus Sapto Hardjanto
Yustinus Sapto Hardjanto Mohon Tunggu... lainnya -

Pekerja akar rumput, gemar menulis dan mendokumentasikan berbagai peristiwa dengan kamera video. Pembelajar di Universitas Gang 11 (UNGGAS)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jangan Mati Dulu Sebelum ke Raja Ampat

19 Mei 2014   04:55 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:23 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1401081862957000796

Ternyata ada penggila dunia bawah laut yang tak mau diajak untuk menikmati surga bawah laut di Raja Ampat. Kenapa?. Apa alasannya?. Usut punya usut bukan karena tidak suka dengan Raja Ampat, melainkan tidak mau melihat Raja Ampat terlebih dahulu sebelum mengunjungi taman laut lainnya. Alasannya kalau lebih dahulu mengunjungi Raja Ampat maka bakal tak pingin lagi melihat keindahan bawah laut di tempat lainnya.

Itu adalah kisah dan cerita para pengemar alam bawah laut, tapi apakah Raja Ampat hanya surga untuk para pengemar diving dan snorkeling?. Jawabanya tentu saja tidak. Sebagai bagian dari Papua, Raja Ampat menyimpan kecantikan lain yaitu burung Cendrawasih. Burung yang dijuluki sebagai ‘Bird of Paradise”, burung dari surge karena kecantikannya. Ada sekitar 43 spesies burung Cendrawasih, dimana 30 spesies diantaranya bisa ditemukan di tanah Papua.

Burung Cendrawasih merupakan burung penting di Papua dan dipercaya sebagai titisan dewi dari surga. Burung jantannya yang mempunyai bulu-bulu indah akan memamerkan pesonanya untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Cendrawasih jantan yang menari dan bernyanyi diatas pepohonan untuk menarik perhatian burung betina merupakan saat yang paling tepat untuk dinikmati pesonanya.

Raja Ampat adalah daerah endemic burung Cendrawasih Merah. Burung ini hidup di pulau Waigeo dan Batanta. Pulau Waigeo adalah tempat dimana ibukota Kabupaten Raja Ampat berada. Untuk menikmati tarian burung Cendrawasih di pulau Waigeo, lokasi terdekat dari Waisai, ibukota Kabupaten Raja Ampat adalah di bukit Yanpapir, kampung Saporkren.

Burung Cendrawasih Merah hidup dalam kelompok, mereka mencari makan dan bermain bersama-sama dalam kelompok. Aktifitas bermain dan menari biasanya terjadi antara pukul 06.00 s/d 09.00 pagi dan 15.00 s/d 15.30 di sore hari. Diluar jam itu mereka pergi mencari makan di luar lokasi tempat mereka bermain.

Atraksi menarik akan disajikan oleh burung jantan, bulu-bulunya yang indah akan dipamerkan untuk menarik perhatian burung betina. Cendrawasih jantan akan bergoyang-goyang, seperti jungkir balik ke segala arah bak seorang penari. Tujuannya adalah untuk merayu burung betina agar mau diajak kawin.

Dataran yang paling tinggi biasanya menjadi tempat bermain dari burung Cendrawasih. Maka bisa dipastikan lokasi menuju tempat pengamatan burung menjadi tidak mudah dicapai. Oleh karena itu untuk melakukan bird watching diperlukan persiapan fisik agar perjalanan menuju pos pengamatan tidak terhambat karena harus sering beristirahat menghela nafas atau mengusir pegal serta tegang di kaki karena jalan mendaki.

Karena posisinya yang tinggi terkadang sulit untuk menemukan ruang pandang terbaik untuk melihat Cendrawasih yang bertengger dan bermain-main di antara ranting pucuk pohon yang tinggi. Aktivitas mengamati burung juga harus dilakukan secara hati-hati karena burung Cendrawasih tak menyukai keriuhan.

Untuk mereka yang menyukai foto, tentu saja diperlukan lensa super tele agar bisa menangkap gambar burung secara jelas di ketinggian. Butuh sekurang-kurangnya lensa tele dengan range sampai dengan 300 mm. Tanpa lensa yang kuat bisa dipastikan gambar yang diperoleh tidak akan tajam dan detail.

Di bukit Yanpapir, ada dua lokasi dimana Cendrawasih bisa ditemui saat bermain-main, menari di antara ranting-ranting pepohonan. Lokasi ini dikelola oleh Orgenes Dimara. Di lokasi hutan yang masih cukup terjaga keasliannya itu, Om Genes akan mengantar tamunya melihat tari dan mendengar kicauan Cendrawasih. Saat berada di sekitar lokasi pengamatan, Om Genes akan melarang tamunya merokok. Konon bau rokok akan membuat Cendrawasih terbang menjauh.

Burung Cendrawasih yang cantik itu sejak lama berada dalam tekanan. Jumlahnya kian hari kian menyusut. Banyak burung diburu dan ditangkap untuk kemudian diawetkan dan dipakai sebagai hiasan, baik untuk pajangan maupun aksesories pakaian untuk tari tarian.

Bird Watching atau wisata pengamatan burung menjadi alternative yang mesti dibudayakan agar semakin banyak orang mencintai dan menikmati keindahan burung cendrawasih di alam. Tumbuhnya wisata pengamatan burung dengan sendirinya akan mendorong pula upaya untuk menyelamatkan kawasan hutan tempat burung cendrawasih hidup dan berkembang biak.

Raja Ampat sangat beruntung selain dikaruniai surga bawah laut, jugadihuni oleh burung surge, Cendrawasih Merah yang merupakan burung endemic Raja Ampat. Cendrawasih Merah hanya ditemui di pulau Waigeo dan Batanta. Dengan segala kekayaan alamnya yang indah tak heran jika kemudian ada yang mengatakan bahwa Raja Ampat adalah sepotong surga di tanah Papua. Jadi buat semua pecinta keindahan alam, jangan mati dahulu sebelum ke Raja Ampat.

Sheraton Bandara, 18 Mei 2014

@yustinus_esha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun