Mohon tunggu...
Yustika Sri Rahmatika
Yustika Sri Rahmatika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia

KKN Tematik UPI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Jarak Jauh Menyebabkan Stres Akademik Siswa, Inilah Peran Guru Bimbingan dan Konseling

23 Juli 2021   21:39 Diperbarui: 23 Juli 2021   22:08 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejak 3 Juli 2021, kasus harian Covid-19 menujukkan peningkatan. Bahkan pada 15 Juli 2021, kasus baru kembali mencatatkan penambahan tertinggi selama Pandemi Covid-19 yakni 56.757 pasien. Terhitung hingga 15 Juni 2021, total kasus Covid-19 di Indonesia kini menjadi 2.726.803 pasien. Maka dari itu, Presiden Joko Widodo menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang difokuskan di daerah Jawa-Bali mulai 3 Juli 2021 hingga 20 Juli 2021 dengan tujuan untuk memperketat aktivitas masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19 semakin meluas.

Kebijakan tersebut sangat menekankan kepada sekolah untuk terus melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal tersebut dikemukakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemenristekdikti), bahwa sekolah masih harus menyediakan PJJ pada Tahun Ajaran 2021/2022.

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang sudah dilaksanakan lebih dari satu tahun tujuh bulan ini menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan mental para siswa. Problematika yang dialami oleh siswa hingga saat ini adalah stres akademik. Stres akademik adalah suatu keadaan atau kondisi berupa gangguan fisik, mental atau emosional yang disebabkan ketidaksesuian antara tuntutan lingkungan dengan sumber daya aktual yang dimiliki siswa sehingga mereka semakin terbebani dengan berbagai tekanan dan tuntutan di sekolah.

Masalah teknis menjadi sumber stres akademik yang dialami siswa, seperti keterbatasan fasilitas (laptop dan gadget), kendala koneksi internet, jaringan listrik yang mudah padam, server down, dan kemampuan mencari referensi tugas (Sari, Rifki, & Karmila, 2020). Sulitnya membeli kuota pun menjadi salah satu sumber stres, karena bantuan kuota pulsa yang diberikan Kemendikbud dianggap belum maksimal menutup permasalahan dalam PJJ. Dengan kata lain, siswa mengalami kesulitan dalam mengakses media pembelajaran online dan belum menemukan solusi untuk mengatasi masalah tersebut, sehingga stres akademik tidak dapat dihindari.

Stres dapat menimbulkan hambatan dalam mengoptimalkan diri untuk pencapaian tugas perkembangan siswa dalam berbagai aspek, yakni menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral spiritual. Maka dari itu, guru Bimbingan dan Konseling memiliki tanggung jawab untuk memfasilitasi siswa serta dituntut untuk mampu memberikan layanan bimbingan dan konseling secara daring (online).

Guru Bimbingan dan Konseling perlu mempersiapkan berbagai strategi untuk mendukung optimalisasi potensi siswa, terutama selama PJJ di mana siswa dituntut untuk beradaptasi dengan kegiatan pembelajaran daring. Meski layanan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan secara daring, guru BK perlu memahami kondisi siswa agar dapat memberikan layanan yang tepat. Selalu melindungi data dan informasi konseli pun menjadi kewajiban bagi guru BK. Begitu pula ketika melakukan sesi konseling, guru BK perlu memperhatikan lingkungan sekitar agar bisa menjaga privasi konseli. Berikut ini peran guru Bimbingan dan Konseling dalam melaksanakan layanan di masa pandemi dan masa PPKM:

  • Fungsi Pemahaman Siswa

Guru BK memiliki data siswa yang diperoleh melalui berupa asesmen untuk memahami kondisi siswa, antara lain kesehatan siswa, kondisi keluarga, riwayat pendidikan sekolah, pergaulan sosial, kegiatan di luar sekolah, hobi, dll.

  • Pemahaman Masalah Siswa

Guru BK hendaknya memahami permasalahan yang dialami siswa, sehingga dapat memberikan layanan Bimbingan dan Konseling dengan teknik dan pendekatan yang tepat.

  • Fungsi Pencegahan

Sebagai upaya mencegah timbulnya permasalahan siswa di masa pandemi, guru BK langsung melakukan penggalian data siswa untuk dapat dugunakan sebagai antisipasi timbulnya masalah.

  • Fungsi Pengentasan

Guru BK membantu mencari solusi dari masalah yang siswa alami, sehingga siswa dapat menyelesaikan masalahnya hingga tuntas. Hal ini berpengaruh terhadap kondisi fisik dan psikis siswa agar tetap stabil dan terhindar dari tekanan berlebih yang menyebabkan stres.

  • Fungsi Pengembangan

Guru BK senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan dapat memfasilitasi perkembangan konseli. Guru BK juga harus memberi layanan informasi yang membangun motivasi siswa untuk belajar dan mengerjakan tugas sekolah.

Mengoptimalkan pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu upaya untuk menanggulangi salah satu dampak Covid-19 dalam bidang pendidikan. Dengan demikian, profesionalitas dan keterampilan guru bimbingan dan konseling perlu ditingkatkan agar dapat membantu siswa untuk mencapai tugas perkembangannya, serta dapat menanggulangi stres akademik siswa.

Referensi:

Kemendikbud. (2021, April 20). Dampak Negatif Satu Tahun PJJ, Dorongan Pembelajaran Tatap Muka Menguat. Retrieved Juli 18, 2021, from Kemendikbur.go.id: https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/04/dampak-negatif-satu-tahun-pjj-dorongan-pembelajaran-tatap-muka-menguat

Nugroho, G. B. (2020). Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Pendampingan Belajar Siswa Selama Pembelajaran Online. Psiko Edukasi, 18(1), 73-83.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun