Mohon tunggu...
Yusrin  TOSEPU
Yusrin TOSEPU Mohon Tunggu... Dosen -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Periset di LSP3I Region V Sulawesi Pusat Makassar. Ketua Lembaga Kajian Forensik Data dan Informasi KAVITA MEDIA Makassar Penggiat Literasi Media ICT (Information and Communication Technology)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dunia Riset Indonesia, Riwayatmu Kini

10 Juli 2018   19:19 Diperbarui: 10 Juli 2018   23:07 1989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Riset Indonesia selalu menjadi sorotan ???  karena kinerja riset Indonesia masih tertinggal jauh dari negara lainnya. Mengapa pula riset penting adanya ??? karena melalui riset, berbagai pengetahuan baru bermunculan, rentetan teknologi baru terus dikembangkan. Berbagai kendala dan persoalan yang dihadapi masyarakat, bangsa mungkin ditemukan jawabannya melalui riset.

Menyimak sejenak beberapa Judul berita (media cetak dan online) seputar Kondisi Riset Indonesia kekinian; Dunia Riset Indonesia Kurang Peneliti dan Terancam Putus Generasi, Muramnya Wajah Dunia Riset Indonesia, Potret Dunia Riset Indonesia, Penyebab Dunia Riset Indonesia Susah Maju, Nasib Riset Tanah Air, dan masih banyak lagi judul berita lainnya mengenai kondisi riset indonesia. 

Intisari dari topik berita tersebut tidak lepas dari kegundahan dan kegalauan nasib riset tanah air. Para penulis dan nara sumber mengungkapkan seputar permaslahan dunia riset Indonesia sekaligus mencoba menawarkan solusi guna memajukan dunia riset tanah air.

Berikut rangkuman Akar Masalah dan solusi Seputar Dunia Riset Indonesia yang diungkapkan oleh para pakar, ahli, pemerhati riset Indonesia:

Pertama. Sistem Pendanaan Riset

Sistem pendanaan riset yang terikat dengan model penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sudah selayaknya dipertimbangkan ulang. Dengan skema seperti ini, pundi-pundi penerimaan negara kelihatannya secara terselubung diminta kepada perguruan tinggi yang menjadi beban berat perguruan tinggi.

Selama ini formulanya adalah besarnya dana riset sebanding dengan besarnya dana PNBP. Akibatnya perguruan tinggi "terpaksa" meladeni pemenuhan unsur pemerataan, dengan menerima mahasiswa banyak, ketimbang memajukan riset di perguruan tinggi secara berkualitas dan meningkatkan kualitas.

Dosen-dosen muda dipaksa mengajar banyak. Yang semula dua mata ajar, setara dengan 6 SKS, kemudian ditugaskan mengajar tambahan di diploma 3. Padahal dosen muda mesti merampungkan persiapan untuk studi lanjutan, persiapan bahasa Inggris, dan ikut riset dengan dosen seniornya.

Hal Ini membuat tawaran mengajar memperoleh cash money yang menarik, ketimbang menempuh dunia akademik yang berat di awal. Akibatnya kultur dosen untuk riset tidak terbangun.

Kedua. Skema Riset

Skema riset dengan sistem sekarang lebih mengutamakan capaian administratif ketimbang substansi hasil riset. Skema-skema riset yang digabung secara nasional, masih umum sifatnya tidak memecahkan bidang keilmuan di mana sebuah universitas menjadi kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun