Mohon tunggu...
Yusrin  TOSEPU
Yusrin TOSEPU Mohon Tunggu... Dosen -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Periset di LSP3I Region V Sulawesi Pusat Makassar. Ketua Lembaga Kajian Forensik Data dan Informasi KAVITA MEDIA Makassar Penggiat Literasi Media ICT (Information and Communication Technology)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sosok Dosen di Era Pengetahuan

7 Juli 2018   22:08 Diperbarui: 7 Juli 2018   23:18 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dosen di era pengetahuan harus mampu berpikir kritis, tanggap terhadap setiap perubahan, dan mampu menyelesaikan masalah. Dosen tidak boleh hanya datang ke kampus melulu untuk mengajar saja. Kemampuan untuk mengelola kelas saja tidak cukup lagi.

Dosen diharapkan bisa menjadi pemimpin dan agen perubahan, yang mampu mempersiapkan anak didik untuk siap menghadapi tantangan global di luar kampus. Selain orang tua peran dosen dalam mengarahkan masa depan anak didiknya sangat signifikan. Bisa dibayangkan apa jadinya kalau dosen tidak siap menghadapi semua tantangan dinamika pendidikan di eran pengetahuan ini, yang nota-bene masih terus akan berubah.

Dosen profesional memiliki semangat tinggi, ia akan selalu memiliki inisiatif, gigih, tidak putus asah dan tidak gampang menyerah. Sebaliknya, ia akan jarang mengeluh. Dan hatinya akan senantiasa berbunga kata "There are two kinds of days:good days and great days" atau hanya ada dua macam hari: hari baik dan hari sangat baik.

Dosen dalam dimensi kekinian digambarkan sebagai sosok manusia yang berakhlak mulia, arif, bijaksana, berkepribadian stabil, mantap, disiplin, santun, jujur, obyektif, bertanggung jawab, menarik, mantap, empatik, berwibawa, dan patut diteladani.

Dengan sosok kekiniannya, seorang dosen harus manjadi manusia pembelajar yang dinamis dan berfikir ke depan (futuristic) dengan tanda-tanda dimilikinya sifat informatif, modern, bersemangat, dan komitmen untuk pengembangan individu maupun bersama-sama.

Dan yang tak kalah penting, dosen diharuskan mampu menguasai IT, atau setidak-tidaknya mampu mengoperasionalkan. Dosen diharapkan benar-benar mampu mengajak mahasiswanya siap dalam menghadapi tantangan zaman.

Sebagai dosen profesional juga wajib tumbuh dalam dirinya jiwa semangat dan sebagai penyemangat. Untuk yang satu ini, hal mendasar yang harus dimiliki dosen adalah kekayaan pengetahuan dan kompetensi materi yang akan diajarkan.

Tanpa itu, mustahil dosen akan dapat mengajar dengan baik, lugas dan lancar. Keminiman penguasaan materi dan wawasan pendukungnya akan mendorong dosen pada keminderan dan bahkan merasa takut berhadapan dengan mahasiswa.

Dalam Jurnal Educational Leadership 1993 (dalam Supriadi 1998) dijelaskan bahwa untuk menjadi profesional seorang dosen dituntut untuk memiliki lima hal: (1) Dosen mempunyai komitmen pada mahasiswa dan proses belajarnya, (2) Dosen menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada mahasiswa, (3) Dosen bertanggung jawab memantau hasil belajar mahasiswa melalui berbagai cara evaluasi, (4) Dosen mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya, (5) Dosen seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.

Dengan adanya persyaratan profesionalisme dosen ini, perlu adanya paradigma baru untuk melahirkan profil dosen Indonesia yang profesional di era pengetahuan yaitu; (1) memiliki kepribadian yang matang dan berkembang; (2) penguasaan ilmu yang kuat; (3) keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan teknologi; dan (4) pengembangan profesi secara berkesinambungan.

Keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dan ditambah dengan usaha lain yang ikut mempengaruhi perkembangan profesi dosen yang profesional. Apabila syarat-syarat profesionalisme dosen di atas itu terpenuhi akan mengubah peran dosen yang tadinya pasif menjadi dosen yang kreatif dan dinamis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun