Mohon tunggu...
Yusrin  TOSEPU
Yusrin TOSEPU Mohon Tunggu... Dosen -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Periset di LSP3I Region V Sulawesi Pusat Makassar. Ketua Lembaga Kajian Forensik Data dan Informasi KAVITA MEDIA Makassar Penggiat Literasi Media ICT (Information and Communication Technology)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ramadan itu Bulan Terhormat

29 Mei 2018   00:34 Diperbarui: 29 Mei 2018   01:44 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Membaca realitas, menyimak fenomena dituangkan dalam kata di rangkai dalam kalimat, di ramu dalam tulisan untuk menemukan sebuah makna yang penuh hikmah akan kesucian Bulan Ramadan"_Yusrin Ahmad Tosepu.

Telaah Kesucian Bulan Ramadan

Ramadhan adalah bulan terhormat, maka tidak baik jika bulan ini kita isi dengan perilaku menyakiti sesama manusia. Jangan pula meminta dihormati karena sedang ibadah, tetapi cobalah kita mengerti dahulu orang lain dengan menyadari di rumah Indonesia ini kita tidak hidup sendiri. Jangan sampai amal ibadah kita tidak menjadi berkah gara-gara gila hormat.

Jangan jadi Islam yang lemah, yang karena kelemahan kita mengontrol diri, lalu memaksa orang lain harus menjadi seperti kita. Jadikan Ramadhan sebagai pesantren dan kita adalah santri. Di pesantren santri yang berpuasa masih bisa hidup rukun dan guyon dengan santri lain.

Jika bagi kita perbuatan orang lain salah. Tidak dengan kekerasan untuk meluruskan? Kalau pun kita merasa paling benar, tapi tidak harus berlaku semena-mena.  Sayangnya, masih ada saja sebagian dari saudara kita yang suka main hakim sendiri demi menegakkan agama Allah.

Puasa bukan hanya untuk urusan agama, tetapi juga untuk berempati dengan perasaan orang lain. Merasakan apa yang orang lain rasakan hingga bersyukur kepada Allah atas segala kondisi yang ada. Berpuasa bukan hanya sekedar menghormati bulan ramadhan, karena bulan suci Ramadan tanpa dimuliakan tetap saja Ramadan mulia. Memuliakan Ramadhan itu untuk kebaikan, dan menjadi kebutuhan diri kita, bukan untuk Ramadan. Ibaratnya Tuhan tetap Tuhan, meski ada yang  Atheis,dsb.

Fenomena sosial yang muncul setiap bulan Ramadan, adanya segelongan orang melarang warung buka siang hari selama bulan Ramadan atas embel-embel memuliakan bulan suci Ramadan.  Seakan-akan sucinya Ramadan akan luntur dengan persoalan buka-tutup warung di siang hari.  Serendah itukah kemuliaan Ramadan?

Coba kita cermati, Al Baqarah ayat 183:

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (Al Baqoroh: 183)

Allah menyapa orang beriman untuk berpuasa dan Allah mewajibkan puasa sebagai upaya pembersihan jiwa, pengekangan hawa nafsu dan sebagai perwujudan kehendak Allah melebihkan derajat manusia dari binatang yang tunduk hanya pada instink dan hawa nafsu.

Jika kita masih tidak terlalu kuat menahan godaan warung buka saat berpuasa, baiknya kita intropeksi keimanan kita. Bukan dengan menyalahkan orang lain, apalagi menjual nama Ramadan untuk ego beragama kita. Tak perlu pakai emosi, gak perlu kekerasan. Makin banyak kita melawan banyak godaan, makin berkah puasa kita...,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun